Kisah Emil, Anak Transmigran Bisa Masuk UGM Tanpa Tes dan Kuliah Gratis

Estimated read time 3 min read

YOGYAKARTA – Made Emilia Cahyati berhasil diterima di UGM tanpa mengikuti ujian karena lolos jalur SNBP. Selain itu, ia juga kuliah di UGM tanpa membayar biaya kuliah.

Emil, sapaan akrab Emil, akan kuliah di Fakultas Peternakan UGM, Departemen Peternakan dan Industri. Ia bisa kuliah gratis karena mendapat subsidi 100% beasiswa Uang Kuliah Satu Kali (UKT) untuk pendidikan tinggi.

Baca Juga: Kisah Ulfa, Lulusan Sekolah Profesi Oymacı Çocukları yang Lulus Magister UGM dengan IPK 3,89

Emil merupakan anak kedua dari pasangan I Kadek Somadana dan Ni Luh Ernawati yang hidup dari menanam kelapa sawit di rawa kering di Desa Tommo 1, Mamuju, Sulawesi Barat.

Lahan kelapa sawit yang ditanam Kadek adalah milik ayahnya. Hampir 15 tahun keluarga Kadek menggantungkan pendapatannya dari hasil panen kelapa sawit. Kadek bisa memanen sekitar 4 hingga 5 kuintal buah sawit setiap dua minggu sekali. Satu kilo buah sawit dijual ke pengepul seharga Rp 2.000.

Baca juga: Kisah Wayan, Anak Penjual Telur Keliling asal Bali, Diterima di UGM Tanpa Ujian

“Rata-rata Anda menerima sekitar Rp 2 juta setiap bulannya,” ujarnya mengutip situs UGM, Senin (22/07/2024).

Bahkan, Emil tak menyangka bisa diterima kuliah di UGM. Sebab menurut cerita para guru, tidak ada satu pun lulusan SMA 1 Pangale Kabupaten Mamuju Tengah yang diterima belajar di kampus UGM.

Baca Juga: Kisah Cinta, Bocah Penjual Bumbu Pecel Lolos SNBP 2024 di UGM dan Bekerja Gratis

Namun Emil tidak bisa melanjutkan sekolah di sekolah pilihannya, mulai dari SD, SMP, dan SMA, sehingga meyakinkannya untuk memilih kuliah di UGM.

Padahal, jarak sekolah ke rumah memakan waktu sekitar 45 menit dengan kendaraan roda dua melewati kawasan perkebunan kelapa sawit. “Setiap tiga hari saya bergantian naik sepeda motor bersama teman dan berbagi bensin,” ujarnya. .

Baca juga: Istimewanya, Saudara Kembar Ini Lulus UGM Dengan Predikat Cum Laude

Sesekali ban bocor dan Emil serta teman-temannya harus terlambat sampai ke sekolah. Jika ada ban bocor di jalan, dia menunggu teman sekolah lain yang lewat untuk membantunya mendorongnya atau menelepon ayahnya untuk membantunya mengambilnya.

Selama di sekolah, Emil konsisten menduduki peringkat tiga besar di kelasnya. Ketertarikannya pada matematika dan sastra mendorongnya untuk mengikuti berbagai kompetisi dan tak jarang ia berhasil menjadi juara.

Emil berhasil meraih juara pertama bidang matematika pada lomba Olimpiade Sains Nasional Mauju yang dilaksanakan di Sulawesi Barat pada bulan April 2023. Selanjutnya ia juga berhasil meraih juara 1 lomba menulis cerpen pada Festival Lomba Siswa Nasional (FLS2N) SMA Pusat. Kabupaten Mamuju.

Di tingkat nasional, Emil juga lolos pada kompetisi keagamaan Hindu Utsawa Dharmagita 2021 yang diselenggarakan oleh Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, pada kategori remaja. Kemudian pada tahun 2024, Solo kembali lolos ke ajang yang sama yang digelar di Jawa Tengah.

Meski tinggal di wilayah Göçmen, hal itu tidak menyurutkan semangat Emil untuk kuliah di kampus UGM. Berbagai macam lomba pernah diikutinya dan berbagai cara bisa masuk UGM tanpa ujian. Menurutnya, tidak ada yang mustahil asalkan kita mau berusaha.

“Dari awal saya niat ke UGM karena Yogyakarta terkenal dengan pendidikannya. Dulu SMA saya masuk daerah 3T. “Saat itu SMA saya belum termasuk dalam 1000 SMA terbaik di Indonesia, setidaknya saya bisa masuk ke kampus favorit saya,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours