Kemendikbud Sampaikan Capaian Transformasi Pendidikan Vokasi 2020-2024

Estimated read time 3 min read

Jakarta – Selama kurun waktu 2020-2024, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mencanangkan berbagai program yang memenuhi kebutuhan industri. Apalagi dalam menghadapi revolusi industri.

Dalam upaya memberikan informasi kepada masyarakat mengenai capaian Pendidikan Vokasi selama periode 2020-2024, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen) telah merilis Capaian Pendidikan Vokasi Tahun 2020-2024 untuk melakukan penilaian dan evaluasi. 24-26 Juli 2024

Direktur Jenderal Pendidikan Teknik Kemendikbud Kiki Yuliati menjelaskan salah satu tugas Kemendikbud adalah mempersiapkan generasi emas tahun 2045.

Baca Juga: Kemendikbud Perkuat Pendidikan Vokasi Produksi Produk Rumah Tangga

Mengingat tantangan yang ada saat ini, diperlukan pendekatan baru untuk mengembangkan pendidikan vokasi yang responsif, tepat guna, inklusif, inovatif dan efektif sebagai upaya masyarakat mewujudkan generasi emas 2045, kata Kiki.

Pada periode 2020-2024, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen) terus mendorong satuan pendidikan vokasi agar satuan pendidikannya dapat menyelenggarakan proses kerja (PKL), mengembangkan kurikulum dan industri, serta mengundang tenaga ahli untuk mengajar.

Ia mengatakan dalam keterangan yang disampaikan kepada media, Minggu 28/7/2024, “Tujuan kami membantu perguruan tinggi, termasuk mendatangkan ahli pengajar karena inspirasi datang dari mana-mana.”

Tiga bidang yang menjadi fokus reformasi pendidikan vokasi adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Tinggi Kejuruan (PTV), dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (LKP).

Baca juga: Mewujudkan Visi Indonesia Emas, Perlu Pendekatan Baru untuk Mengembangkan Pendidikan Vokasi

Pada periode 2020-2024, sekitar 50% siswa SMK mendapatkan pendidikan unggul dan relevan melalui kerja sama yang erat dengan 975 industri, 680 SMK menggunakan produk kreatif dan program profesi bisnis, 11.496 SMK (T) Mendirikan lembaga pendidikan. Dan 391 SMK binaan SMK berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

Ketiga, melalui program dana yang sama, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mendorong industri untuk berperan aktif dalam pengembangan penelitian PTV.

Tercatat 725 mitra industri menyumbangkan dana sebesar 279,12 miliar. Kemudian melalui Competitiveness Fund (CF), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mendukung 386 program studi (prodi) untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan manajemen.

Baca Juga: Ingin Mempelajari Pelajaran Kerajinan Keras? Itulah 5 jurusan politeknik berbeda yang prospeknya cerah

Melalui kebijakan pendidikan kampus merdeka, lebih dari 850 ribu mahasiswa diberikan kesempatan belajar di luar institusi.

Tercatat pula 28.269 mahasiswa mengikuti program sertifikasi, 1.229 program gelar menggunakan kurikulum Link and Match, 54% mata kuliah menggunakan metode project based learning (PBL), 502 program penelitian guru. mahasiswa, dan 537 program studi menyampaikan hasil penelitian serta mengabdi kepada masyarakat dan dunia kerja.

Kemudian di LKP melalui program Pendidikan Keterampilan Kejuruan (PKK) dan Pendidikan Keterampilan Usaha (PKW), Ditjen Pendidikan Vokasi membantu anak-anak sekolah yang tidak bisa bersekolah dan mencari pekerjaan, bekerja atau menjadi seorang pengusaha.

Tak hanya itu, persentase penduduk yang bekerja pada angkatan kerja terampil meningkat pada tahun 2020 hingga 2023. Lulusan SMK meningkat 1,87%, lulusan Diploma I/II/III meningkat 1,08%, dan lulusan Diploma IV, S-1, S-2, S-3 meningkat 0,05%.

Manfaat kemitraan dan integrasi juga meningkat pada Ekosistem Pendidikan Vokasi, antara lain 746 kemitraan baru melalui Program Ekosistem Vokasi, 8.223 kerjasama dengan Dunia Usaha dan Industri (DUDI) dalam Pendidikan Vokasi, 1.655 DUDI melakukan pembelajaran kolaboratif. dan 255 program sertifikat di 124 konsentrasi khusus.

Baca Juga: 20 Sekolah Swasta Terbaik di Indonesia Berdasarkan Nilai UTBK, Cek Sekolah di Kotamu!

Sementara itu, Sayyaf Hooda, Ketua Komisi X DPR RI, mengatakan betapa pentingnya pendidikan selalu mengalami kemajuan.

Selama periode 2020-2024, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi telah melaksanakan inisiatif seperti regulasi, model kerjasama, skema pengembangan kurikulum, prosedur kerja lapangan, verifikasi kualifikasi, dan daya tarik DUDI serta ajakan partisipasi terkait pemberian. Sayyaf juga menegaskan, ke depan kebutuhan daerah harus diperhatikan dalam bidang pendidikan vokasi.

“Saya kira jika perkembangan pendidikan vokasi sejalan dengan kebutuhan lokal, maka perubahan pendidikan vokasi akan sangat cepat. Huda menyimpulkan: “Saya yakin pendidikan vokasi akan menjadi solusi masa depan Indonesia.”

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours