ASEAN-EU sepakat hukum internasional harus ditegakkan tak pandang bulu

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menekankan pentingnya penerapan hukum internasional yang non-diskriminatif bagi ASEAN dan Uni Eropa (UE) dalam menyikapi kejahatan yang dilakukan di berbagai belahan dunia.

“Penghormatan terhadap hukum internasional penting bagi ASEAN dan Uni Eropa. Prinsip ini harus diterapkan di Ukraina dan Palestina, kata Retno pada Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN-UE di Vientiane, Laos, Jumat.

Dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Menlu RI menyoroti perkembangan positif negara-negara Eropa yang menaruh perhatian terhadap isu Palestina, bahkan saat mereka menghadapi konflik di Ukraina.

“Jumlah negara (Eropa) yang mengakui Palestina semakin bertambah, begitu pula dukungan terhadap UNRWA. “Kami berharap negara-negara UE lainnya dapat mengikuti jejaknya,” kata Retno di hadapan Perwakilan Tinggi UE untuk Urusan Luar Negeri dan Keamanan Josep Borrell dan delegasi.

Sejauh ini, 10 negara Eropa telah mengakui Palestina, antara lain Swedia, Siprus, Hongaria, Polandia, Slovakia, Rumania, Bulgaria, Spanyol, Irlandia, dan Slovenia.

Selain isu perdamaian, ia juga menyinggung kerja sama ekonomi ASEAN-UE yang menurutnya harus dijalankan berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menguntungkan, dan saling menguntungkan bagi masyarakat kedua kawasan.

Oleh karena itu, Indonesia menentang segala kebijakan dan pendekatan diskriminatif (setara) yang membatasi perdagangan, kata Menlu RI.

Retno juga mendorong agar dialog dan kerja sama yang erat antara ASEAN dan UE semakin diperkuat, mengingat pentingnya isu ini dalam mendorong saling pengertian dan solusi konstruktif.

Ia mengatakan pendekatan dialog dilakukan melalui Joint Working Group on Nabati Oils, sebuah kerangka kerja sama ASEAN-UE yang diprakarsai Indonesia pada tahun 2020 untuk memperjuangkan minyak sawit dan minyak nabati sebagai komoditas.

Setelah tiga kali forum terakhir digelar pada 20-21 Juni 2023, forum ini akan kembali digelar pada tahun ini. Untuk itu, Retno meminta partisipasi aktif UE dalam Joint Working Group.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours