Bey: 5 direksi BUMD siap mundur setelah tandatangani pakta integritas

Estimated read time 2 min read

Bandung (ANTARA) – Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menegaskan kelima direktur BUMD siap mundur dari jabatannya setelah penandatanganan perjanjian kontinuitas dan Legok Nangka tidak akan terlibat dalam operasional TPAS.

Bey mengatakan, ditandatanganinya Perjanjian Kesinambungan Kinerja Badan Usaha Milik Daerah karena Pemprov Jabar mempunyai target yang ingin dicapai agar BUMD ke depan bisa berkinerja lebih maksimal.

“Kalau perjanjian integritas BUMD itu benar, maka Legok Nangko tidak berlaku. Ini lebih pada kinerja BUMD. Jadi kita punya tujuan, kalau tidak dipenuhi sesuai perjanjian integritas, mundurlah. BUMD perlu perlakuan khusus,” kata Baye. Kata McMudin dalam keterangan audio di Bandung, Rabu.

Kelima BUMD yang mirip Bey itu adalah PT Jasa dan Pariwisata (Jaswita), PT Jasa Sarana, PT Tirta Gemah Ripah (TGR), PT. Mayor Migas (MUJ) Jawa Barat, dan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.

“Kita beri kesempatan lagi, kita tidak ganti direksi. Ya kita perampingkan. Yang bertahan, mereka menegakkan perjanjian integritas dan harus mencapai QPI-nya,” kata Bei.

Sebelumnya, Anggota Komisi IV DPRD Jabar Daddy Rohandy mengatakan, lima direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Barat siap mengundurkan diri jika Tempat Pengolahan dan Pengolahan Sampah Daerah (TPPAS) Legok Nangka, Kabupaten Bandung, tidak diajukan untuk dioperasikan. Akhir tahun 2024. Ini.

Berdasarkan keterangan Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Dadi mengatakan Legok Nanka yang merupakan pengumpul sampah wilayah Bandung Raya terlibat dalam disfungsi TPPAS.

“Ada yang menarik dari Legok Nangka. Kalau sampai akhir Desember tahun ini Legok Nangka tidak bertindak, maka dikatakan 5 direktur BUMD akan mengundurkan diri,” kata Dadi saat ditemui di gedung DPRD Jabar, baru-baru ini.

Dia belum mengetahui direksi BUMD mana yang siap mundur. Yang pasti Sekretaris Daerah TPPAS Jabar Legok Nanka mengumumkan akan mundur jika tidak berhasil mencapai tujuannya, dan memang mereka juga menandatangani perjanjian lanjutan.

“Mereka membuat kesepakatan kesinambungan, ini pernyataan yang menarik. Saya kira yang jadi pertanyaan berapa, kalau target Legok Nanka katakanlah 2.000 ton per hari, kalau targetnya 100 ton per hari, bukan tidak mungkin 200. Tapi targetnya itu 2000, sesuai batas waktunya, targetnya, “berapa volumenya dan jam berapa, harusnya diberi batas waktu,” ujarnya.

Dengan komitmen tersebut, Tata berharap kiprah TPPAS Legok Nangka semakin nyata sebagai solusi permasalahan sampah di wilayah Bandung secara luas, apalagi pemerintah provinsi telah menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan asal Jepang. TPPAS.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours