Aliansi Honda-Nissan-Mitsubishi: Strategi Kolaborasi dan Kompetisi di Era Elektrifikasi

Estimated read time 3 min read

JEPANG – Industri otomotif Jepang semakin mengintensifkan strategi “match and berkompetisi” (kerja sama dan kompetisi) untuk menghadapi era kendaraan listrik (EV) dan perangkat lunak.

Honda, Nissan, dan Mitsubishi Motors baru saja mengumumkan kemitraan strategis pada 2 Agustus 2024, lanjutan dari kesepakatan awal antara Honda dan Nissan pada Maret 2024. Kemitraan ini mencakup pengembangan perangkat lunak, baterai, komponen EV, serta layanan pengisian daya dan energi. .

Honda, Nissan, dan Mitsubishi menjual sekitar 4 juta kendaraan di seluruh dunia pada paruh pertama tahun 2024.

Pemerintah Jepang bertujuan agar perusahaan-perusahaan Jepang menguasai 30% pasar kendaraan yang ditentukan perangkat lunak pada tahun 2030.

“Industri otomotif berada dalam masa transformasi yang sepertinya hanya terjadi sekali dalam satu abad. “Kami berharap kombinasi teknologi dan pengetahuan yang dikembangkan oleh Honda dan Nissan, bersama dengan kekuatan dan pengalaman Mitsubishi Motors, akan memungkinkan kami bergerak lebih cepat dalam memecahkan banyak masalah terkait elektrifikasi dan kecerdasan dalam skala global. katanya. Bos Honda Toshihiro Mibe.

Kedekatannya dengan Toyota termasuk Subaru Corp., Suzuki Motor Corp. dan mengikuti langkah untuk mengakuisisi saham Mazda Motor Corp. Hal ini merupakan langkah penting untuk tetap kompetitif di era elektrifikasi.

Honda, Nissan dan Mitsubishi adalah pemain yang jauh lebih kecil. Penggabungan ini dipandang sebagai langkah pemerintah Jepang untuk memperkuat industri otomotifnya setelah Tiongkok muncul sebagai eksportir mobil terbesar di dunia.

“Hal ini dikoordinasikan oleh pemerintah untuk membangun industri otomotif yang kompetitif,” kata James Hong, analis di Macquarie Securities Korea.

James menambahkan bahwa sebagian besar produsen mobil Jepang terlalu kecil untuk berinvestasi pada kendaraan listrik secara individual. Aliansi ini juga didorong oleh politik.

Mengapa pabrikan Jepang membentuk aliansiKerja sama pabrikan Jepang dipengaruhi oleh beberapa faktor:1. Lanskap industri sedang berubah: Industri otomotif sedang mengalami transformasi dramatis dengan munculnya kendaraan listrik dan kendaraan yang ditentukan perangkat lunak.

2. Persaingan global: Pabrikan mobil Jepang, termasuk Honda, Nissan dan Mitsubishi, menghadapi persaingan ketat dari pabrikan global, terutama dari Tiongkok, yang telah menjadi eksportir mobil terbesar di dunia.

3. Dukungan pemerintah: Pemerintah Jepang terlibat dalam mendorong kerja sama ini untuk memperkuat industri otomotif dalam negeri dan meningkatkan daya saing di pasar global.

James mengatakan ada beberapa manfaat bagi pabrikan Jepang untuk saling berkolaborasi. Pertama, ketiganya menggabungkan sumber daya dan keahlian untuk menciptakan sinergi dan efisiensi dalam pengembangan teknologi dan produksi.

Lebih lanjut, kerja sama dalam penelitian dan pengembangan akan mempercepat inovasi di bidang elektrifikasi, perangkat lunak, dan teknologi lainnya.

“Dalam skala global, kemitraan ini akan memperkuat posisi ketiga perusahaan di pasar global, terutama dalam menghadapi persaingan dari produsen kendaraan listrik China,” jelas James.

Apa yang akan mereka lakukan Kolaborasi ini akan mencakup beberapa bidang kerjasama, antara lain:

1. Pengembangan Perangkat Lunak: Kolaborasi pengembangan perangkat lunak untuk kendaraan otonom, konektivitas, dan kecerdasan buatan.

2. Baterai dan komponen EV: kerja sama dalam pengembangan dan produksi baterai dan komponen EV lainnya, termasuk kemungkinan berbagi spesifikasi baterai.

3. Charging and Energy Services: Kerjasama pengembangan infrastruktur pengisian daya dan layanan energi kendaraan listrik.

4. Pencocokan ulang kendaraan: Kemungkinan untuk berbagi model kendaraan dengan simbol berbeda, baik untuk kendaraan bermesin pembakaran internal maupun EV.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours