Kolombia peringatkan bahaya bagi migran karena penutupan rute Darien

Estimated read time 2 min read

Kolombia (Antara) – Kantor ombudsman Kolombia memperingatkan potensi bahaya dan pelanggaran hak-hak migran setelah presiden baru Panama, Jose Raul Mulino, memutuskan untuk memblokir aliran migran dengan mendirikan pagar kawat berduri di Darien Pass.

Seperti dikutip Anadolu pada Senin, kantor ombudsman Kolombia mengatakan, “Pemerintah harus menjamin suaka, akses terhadap kebutuhan dasar, dan tidak memulangkan migran yang memenuhi syarat untuk mendapatkan suaka dan membutuhkan perlindungan internasional.”

Pihak berwenang memperingatkan bahwa keputusan presiden baru Panama akan mempengaruhi hak-hak migran, dan pemerintah meminta pihak berwenang Panama untuk menghormati hak asasi manusia yang melintasi Selat Darien.

Pekan lalu, Jumat (7/5), keputusan Presiden Jose Raul Mulino memasang pagar kawat berduri di Celah Darien memicu ketegangan dengan pihak berwenang Kolombia.

Para pejabat Kolombia telah menyatakan keprihatinannya tentang kemungkinan migrasi ke kota-kota di Kolombia, tempat ribuan migran menyeberang ke Amerika Serikat (AS) setiap tahunnya.

Foto-foto yang diunggah oleh para migran di media sosial menunjukkan pagar kawat berduri yang dipaku di pohon mencegah mereka memasuki Panama.

Sebagai bagian dari Perjanjian Mulino, Amerika Serikat berjanji untuk menanggung biaya pemulangan imigran yang memasuki Panama secara ilegal.

Perjanjian tersebut, yang ditandatangani oleh Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Alejandro Mayorkas, bertujuan untuk mengurangi jumlah migran yang biasanya melewati Darien menuju Amerika Serikat.

Dalam pidato pertamanya sebagai presiden pada tanggal 1 Juli, Mulino berjanji untuk menemukan solusi terhadap apa yang ia gambarkan sebagai “krisis kemanusiaan dan lingkungan hidup” yang merugikan.

“Saya tidak akan membiarkan Panama menjadi jalan terbuka bagi ribuan orang untuk memasuki negara kami secara ilegal, didukung oleh semua organisasi internasional yang terlibat dalam perdagangan narkoba dan manusia,” katanya.

Lebih dari 197.000 orang mempertaruhkan nyawa mereka untuk melakukan perjalanan melalui hutan antara bulan Januari dan Juni 2024, menghadapi organisasi kriminal, hewan liar, dan bentang alam yang berbahaya.

Sebagian besar migran yang melintasi wilayah tersebut berasal dari Venezuela, Ekuador, Kolombia, dan Tiongkok.

Sumber: Anatolia

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours