Operasi lutut dengan teknologi robot perlu pelatihan

Estimated read time 2 min read

Batavia (ANTARA) – Dokter spesialis bedah ortopedi dan traumatologi, Prof. Dr. Dr. Nicholas C. Budhiparama Sp.OT(K) FICIS mengatakan, operasi lutut dengan menggunakan teknologi terkini seperti robotika sebaiknya dilakukan oleh dokter berpengalaman yang sudah terlatih dalam menggunakan peralatannya terlebih dahulu.

Yang penting alatnya terbaru, teknologinya baru, yang penting dokter pertama yang melakukannya, kata Nicolaas dalam acara bincang-bincang Sehat Tanpa Usia bersama RS Medistra Batavia, Kamis. .

Nikolaas mengatakan, teknologi terkini akan menambah pengalaman dokter di bidang bedah lutut. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan dan pengalaman dengan “jam penerbangan” yang lebih banyak dibandingkan operasi konvensional. Dikatakannya, tanpa adanya pelatihan, secanggih apapun teknologi yang ada, tidak akan bisa dimanfaatkan dengan baik.

Dosen tamu Program Penelitian Fisioterapi Universitas Airlangga, dokter yang menggunakan teknologi terkini dengan robot untuk membantu operasi lutut ini dapat memberikan manfaat bagi praktik dokter dan memberikan kenyamanan lebih kepada pasien.

“Kami selalu mengambil teknologi terkini dan tercanggih, sekarang mesinnya lebih kecil, fiturnya lebih bagus, lebih sederhana, tapi fiturnya lebih bagus, lebih cocok untuk pasien dan lebih bertenaga untuk dokter,” kata Nikolaas.

Karena teknologi bedah robotik sangat berguna dalam prosesnya, Nikolaas mengatakan pengalaman bedah tradisional para dokter sangat diperlukan, dalam mentransfer gerakan ke dalam bentuk digital dan mencegah kesalahan dalam penggunaan alat bantu.

Ia juga selalu memberitahu pasien sebelum operasi, untuk diberitahu terlebih dahulu tentang pekerjaan yang harus dilakukan. Ia selalu mengingatkan pasien apa yang dialami sebelum dan sesudah operasi serta manfaat apa saja yang bisa didapat jika menjalani operasi, apalagi jika menggunakan teknik robotik.

“Masalahnya robot, misalnya GPS menunjukkan arah yang salah. Sebagai dokter bedah, kita harus menggunakan pengalaman kita dan kita tetap tahu dasar-dasarnya, kalau robot bilang sebaliknya, bisa salah karena bisa berakibat buruk. Dokternya tidak memahami dasar-dasarnya,” kata Nicole.

Operasi lutut juga harus didasarkan pada tingkatan dan tingkat keparahan. Jika merusak kualitas hidup, tidak perlu menunggu sampai tua, pasien seperti itu bisa bekerja seumur hidup.

Saat ini, Rumah Sakit Medistra telah melakukan dua kali operasi sendi lutut dengan Velys pada pasien berusia 60 dan 65 tahun, dengan hasil yang lebih baik dan pemulihan yang lebih cepat.

Pengoperasian dengan menggunakan teknologi robot telah banyak dilakukan di negara-negara Eropa, Amerika, dan Asia, seperti Singapura dan Thailand. Rumah Sakit Medistra merupakan rumah sakit pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi robotik bernama Velys untuk membantu operasi penggantian lutut.

Nikolaas berharap, dengan hadirnya teknologi baru, masyarakat Indonesia tidak perlu takut dan menunda operasi lutut jika mengganggu aktivitas sehari-hari.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours