Kemenperin paparkan alasan perusahaan belum berani produksi biodiesel

Estimated read time 2 min read

Padang (Antara) – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI menjelaskan alasan berbagai perusahaan sawit di Tanah Air tak berani memproduksi biodiesel sebagai bagian dari hilirisasi sawit.

“Elemen pertama adalah pasar. Seluruh industri hilir berbasis produk pertanian menunggu pengukuhan konstitusi UE bebas deforestasi dengan ekspor produk Indonesia,” kata pengawas industri di Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan tersebut. . , Kementerian Perindustrian, Jeffrinaldi, Padang, Sumbar, Kamis.

Hal ini diungkapkannya pada lokakarya bertajuk “Upgrading Palm Oil, Oleofood, Oleochemical and Biofuel Products: Opportunities and Challenges” yang diadakan di Patang.

Kementerian Perindustrian meyakini jika UE kukuh pada perjanjian bebas deforestasi, maka hal tersebut akan menjadi kabar baik bagi Indonesia dan berdampak positif pada tujuh komoditas hilir Indonesia, termasuk minyak sawit.

“Jika sudah ada kepastian mengenai pengaturan bebas deforestasi UE, maka ini akan menjadi kabar baik bagi produk hilir Indonesia, salah satunya minyak sawit,” ujarnya.

Di sisi lain, Jeffrinaldi mengatakan persoalan atau perundingan konstitusi UE yang bebas deforestasi merupakan salah satu tantangan bagi industri kelapa sawit. Artinya, jika Indonesia ingin mengekspor produk hilirnya harus merusak bahan baku hutan.

Terkait tantangan tersebut, pemerintah kini sedang dalam tahap lobi negosiasi antara Indonesia dan Eropa. Diskusi-diskusi ini diharapkan dapat menghasilkan solusi yang lebih baik dalam meningkatkan hilirisasi kelapa sawit.

Ia menambahkan, pada tahun 2045, Kementerian Perindustrian sedang berupaya untuk memulai Indonesia emas berbasis kelapa sawit. Artinya pada tahun 2045, Indonesia akan berupaya meningkatkan tiga produk hilirnya, yakni oleofood, oleokimia, dan biofuel.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours