BCA Syariah memperkuat infrastruktur IT halau serangan siber

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) memperkuat infrastruktur teknologi informasi (TI) untuk melawan ancaman serangan siber yang semakin canggih.

Direktur BCA Syariah Lukman Hadiwijaya mengatakan belanja modal untuk menjaga dan meningkatkan keamanan infrastruktur TI perseroan meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.

“Biayanya cukup besar. Sebenarnya hampir dua kali lipat, kira-kira seperti itu. Memperbaiki jalur pasokan, kemudian memperbaharui, kemudian juga meningkatkan keamanan,” kata Lukman dalam jumpa pers menjelaskan angka keuangan semester I 2024. , di Jakarta, Rabu.

Dalam pemaparannya, Lockman menjelaskan jika melihat kasus Pusat Data Nasional (PDN), aspek keamanan TI tidak hanya sebatas teknologi saja, namun juga mencakup tata kelola yang baik, pencegahan yang efektif, dan remediasi yang tepat.

Ia menjelaskan berbagai strategi yang diambil perusahaan untuk melindungi dari berbagai serangan siber.

Pertama, BCA Syariah senantiasa menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Menurut Luckman, tata kelola perusahaan merupakan salah satu prioritas yang harus terus dievaluasi agar dapat beradaptasi dengan perkembangan saat ini.

“Kita punya kebijakan, kita punya standarisasi prosedur, memang harus terus dievaluasi apakah masih sesuai efektivitasnya dengan kondisi saat ini,” ujarnya.

Seiring dengan terus berkembangnya teknologi, prosedur dan kebijakan yang ada juga harus diperbarui secara berkala untuk mengatasi ancaman yang terus berkembang.

Kedua, perusahaan menekankan pada aspek pencegahan yang meliputi identifikasi, perlindungan, dan deteksi kerentanan. Lockman mengatakan perusahaan harus memaksimalkan kemampuan mereka untuk mendeteksi serangan siber sejak dini.

Ketiga, anak perusahaan Bank BCA ini melakukan aspek penanganan terkait. Dari segi penanganan, kata dia, perusahaan fokus pada respon cepat dan mendapatkan informasi yang baik.

“Data yang disusupi tidak selalu harus dipengaruhi oleh malware, tidak selalu harus dipengaruhi oleh ransomware. Misalnya saja ketika peralatan rusak atau terkena bencana,” ujarnya lagi.

Oleh karena itu, kata dia, BCA Syariah merupakan bank yang rutin melakukan pemodelan Business Continuity Plan (BCP) untuk memastikan kesiapan menghadapi keadaan darurat.

“Setidaknya setahun sekali kami tinggal di Disaster Recovery Center (DRC). Pastikan cadangan kita bisa digunakan dan bisa berfungsi di tempat lain,” ujarnya pula.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours