Pemkot Jakarta Timur tegaskan wilayahnya belum masuk darurat tawuran

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Timur memastikan wilayahnya belum masuk kategori darurat pertempuran menyusul banyaknya kasus perkelahian dalam tiga bulan terakhir.

Artinya, perlawanan ini jangan sampai mengganggu aktivitas masyarakat, menjadi ancaman, ketakutan, dan kekacauan masyarakat setempat, mayoritas warga Timur Batavia (kata. Coats) M. Anwar saat dikonfirmasi di Batavia, Kamis.

Diakui, dalam tiga bulan terakhir kasus tawuran di Batavia Timur cukup tinggi, yakni mencapai 35 kasus, signifikan pada Juni, Juli, dan Agustus 2024.

Faktanya, pertempuran itu terjadi dari Agustus hingga 7 September, 16 September.

“Ini sangat luar biasa. Makanya Polda Ibu Kota mengeluarkan pernyataan tegas, tidak ada pelatihan lagi, kita akan menggunakan hukum yang berlaku), pengangkutan barang berbahaya saat itu tunduk pada hukum,” kata Anwar.

Anwar kedapatan tawuran hampir di seluruh titik Batavia Timur, tawuran pelajar, dan tawuran antarwarga.

Misalnya di Kecamatan Cipinang di Sir Utara (CBU) ada 13 RW. Dan hampir semuanya rebutan, ujarnya.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota Batavia Timur akan giat menerapkan dan mendidik pelajar dan masyarakat untuk tidak melakukan perlawanan sejak dini dan akan menciptakan posisi keamanan di tempat yang rawan terjadinya pertempuran.

“Kami juga memberikan sanksi berat kepada pelajar dan warga yang terlibat perkelahian, tidak memberikan Kartu Batavia Pintar (KJP) dan bantuan sosial lainnya. Hal ini sesuai dengan Peraturan Kepala DKI Nomor 110 Tahun 2021 tentang Bantuan Sosial Biaya Pendidikan. Efek jera, bagi orang tua “yang kurang mengawasi anak-anaknya sehingga terjadi perkelahian,” jelasnya.

Sementara itu, Kompol Metro Batavia Timur, Paul Nicolaus Ari juga menyatakan Batavia Timur belum masuk kategori darurat.

“Batavia Timur belum masuk tipe pertempuran darurat, masih jauh, tapi dampaknya cukup besar,” ujarnya.

Namun, diakuinya, sejak tiga bulan terakhir, insiden pertempuran di Batavia Timur semakin meningkat.

“Kalau statistik, dalam tiga bulan terakhir kasus tawuran di Batavia Timur meningkat. Juni 2024 ada 7 kasus, 12 Juli dan Agustus 2024 hingga hari ini ada 16 kasus,” ujarnya.

Pertumbuhan tersebut terjadi karena kurangnya pengawasan dari orang tua dan lingkungan, sehingga remaja mencari jati diri melalui perjuangan.

Oleh karena itu, Nikola mengingatkan para orang tua untuk menasihati anak-anaknya dalam menggunakan ponsel dan media sosial, sebab fenomena tawuran di Batavia Timur dilakukan dengan berbagai cara, termasuk mengorganisir tawuran melalui media sosial.

Ia mengatakan ada beberapa daerah yang masuk zona merah pertempuran seperti Jatinegara, Ciracas, Cakung, Cipayung, dan Duren Sawit.

Namun jika melihat kualitas pertempuran, ada korban tewas dan luka di Syracuse, Chipayong, Kakong dan Dorn Sawit, katanya.

Sedangkan menurut jumlah di Kecamatan Jetingra akibat sering terjadi tawuran di Jalan Basuki Rahmat (Basura), ditemukan desa Chipinang Ser Utara.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours