Kemenkop UKM kirim tenaga pendamping untuk perkuat koperasi modern

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah berupaya mengembangkan koperasi modern dengan mengadakan program pendampingan terhadap beberapa koperasi.

Terdapat 114 orang asisten dari berbagai bidang keahlian dalam program ini. Pendampingan tersebut merupakan hasil seleksi terhadap 2.796 calon yang sebagian diantaranya merupakan tenaga ahli dan menyandang gelar akademik magister (S2) dan doktor (S3).

“Keberhasilan dan kinerja tenaga pendamping akan diukur dari perubahan-perubahan yang terjadi pada koperasi pasca pendampingan,” kata Ahmad Zabadi, Deputi Koperasi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis. katanya.

Bantuan akan diberikan melalui dua cara, yaitu secara langsung melalui penempatan 80 bantuan dan 34 bantuan lainnya melalui penempatan bantuan secara online.

Zabadi mengatakan, program pendampingan yang dicanangkan di tiga wilayah, Makassar, Medan, dan Yogyakarta, sangat penting untuk mempercepat pencapaian target 500 koperasi modern. Selain itu, kontribusi koperasi terhadap PDB nasional akan meningkat sebesar 5,5 persen pada tahun 2024.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menargetkan ada 114 koperasi yang bisa menerima bantuan tersebut pada tahun 2024.

Dalam pendampingan ini telah dirancang 15 topik mulai dari manajemen bisnis hingga akuntansi dan manajemen keuangan hingga pemasaran.

Zabadi untuk mensukseskan berbagai program strategis Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah antara lain RPB peternakan di NTT, kulit di Jawa Barat, rotan di Jawa Tengah, dan berbagai rumah produksi bersama (RPB) mengumumkan penugasan personel pendukung. RPB lainnya.

Bantuan ini juga bertujuan untuk mendukung program Minyak Goreng Merah (M3) sehingga koperasi selanjutnya dapat mengembangkan inovasi produk tersebut.

“Koperasi harus mampu menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari staf pendukung untuk mentransformasi dan mendigitalkan pedagang dan rantai pasokan, lembaga keuangan perbankan (BFI) dan lembaga keuangan non-bank (LBFI),” kata Zabadi. katanya.

Sebelum diterjunkan di koperasi, tenaga pendukung ini akan dilatih oleh pelatih profesional dari Pusat Promosi Akuntansi (PPA) FEB UI, IPB, Konsorsium Inovasi Koperasi Indonesia (ICCI) dan perusahaan pembinaan bisnis UCoach.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours