Gregoria, kamu tak sendiri!

Estimated read time 5 min read

Jakarta (ANTARA) – Di tengah suramnya penampilan para pebulutangkis papan atas Indonesia di Olimpiade Paris 2024, secercah harapan muncul melalui Gregoria Mariska Tunjung yang memberikan kejutan manis dengan melaju ke semifinal tunggal putri.

Gregoria mengalahkan pebulutangkis Thailand Ratchanok Intanon dalam pertandingan di arena Porta de Ls Chapelle di Paris, Sabtu. Dalam waktu 46 menit, pebulu tangkis yang akrab disapa Jorji itu memenangi dua gim berturut-turut 25-23 dan 21-9.

Kemenangan tersebut merupakan yang kedua berturut-turut dari total 10 pertemuan dengan Intanon, sekaligus menyoroti ketangguhan Gregoria di lapangan.

Sebelumnya, pebulu tangkis berusia 24 tahun itu juga mengalahkan Intanon di perempat final Piala Uber 2024 22-20, 21-18.

Terlebih lagi, hasil tersebut mengakhiri penantian panjang Indonesia selama 16 tahun untuk melihat tunggal putri di semifinal Olimpiade. Terbaru, Maria Kristin berhasil mencapai empat besar Olimpiade Beijing 2008 dengan membawa pulang medali perunggu.

Gregoria kini menjadi individu keempat yang mewakili Indonesia di semifinal bulu tangkis Olimpiade. Sebelumnya ada Susy Susanti dan Mia Audina yang pernah berlaga di Olimpiade Barcelona 1992 dan Olimpiade Atlanta 1996.

Halaman selanjutnya: Bulu Tangkis selalu menjadi jantung Olimpiade Indonesia

Bulutangkis menjadi andalan Indonesia dalam meraih medali di ajang olahraga terbesar dunia tersebut. Sejak resmi tampil di Olimpiade Barcelona 1992, Indonesia sudah mengoleksi delapan medali emas, enam perak, dan tujuh perunggu di cabang olahraga tepok bulu.

Catatan prestasi tersebut bermula dari Susy Susanti dan Alan Budikusuma yang membawa pulang medali emas sektor individu di Olimpiade Barcelona 1992.

Tradisi emas berlanjut di Olimpiade Atlanta 1996 melalui ganda putra Rexy Mainaky dan Ricky Subagja.

Kesuksesan bulu tangkis Indonesia berlanjut dengan Tony Gunawan dan Candra Wijaya menjadi juara ganda putra di Sydney 2000.

Taufik Hidayat juga menambah koleksi emas tunggal putra Indonesia di Olimpiade Athena 2004, disusul Hendra Setiawan dan mendiang Markis Kido di Beijing 2008.

Setelah masa suram di Olimpiade London 2012, ketika Indonesia pulang tanpa medali bulu tangkis, olahraga ini bangkit kembali di Rio de Janeiro 2016 ketika Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir meraih emas ganda campuran.

Terbaru, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu menyumbangkan emas di Olimpiade Tokyo 2020, menambah rekor gemilang bulu tangkis Indonesia. Baca Juga: Gregoria Soroti Dua Kunci ke Semifinal Baca Juga: Pebulutangkis Kejar Impian Olimpiade, Bawa Harapan Bangsa Halaman Berikutnya: Gregoria Beri Harapan di Tengah Tantangan Harapan di Tengah Tantangan

Pesimisme merajalela di Olimpiade Paris 2024, wakil yang diharapkan melaju jauh justru tumbang satu per satu. Namun harapan kembali dihidupkan oleh Gregorio yang memberikan kejutan demi kejutan di Paris hingga akhirnya melaju ke babak semifinal.

Kini Jorji hendak menghilangkan dahaga medali di tunggal putri. Tentu saja banyak, tapi Gregoria bukanlah atlet biasa.

Dengan pengalaman yang dimilikinya, pola pikirnya pun terasah melalui serangkaian pertandingan yang dijalani di berbagai turnamen besar. Dan ini bukan Olimpiade pertama bagi Jorji. Wanita kelahiran 11 Agustus 1999 ini sebelumnya berlaga di Olimpiade Tokyo 2020, terhenti di babak 16 besar setelah kalah dari Intanon 12-21, 19-21. Pebulutangkis putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung (kanan) terjatuh saat bertanding melawan pebulutangkis Thailand Ratchanok Intanon pada babak perempatfinal bulutangkis putri Olimpiade Paris 2024 di Porte De La Chapelle Arena, Paris, Prancis, Sabtu (03/08/ 2024). ANTARA FOTO/Mengapa Putro A/aww. (WAHYU PUTRO A/Wahyu Putro A) Kemenangan atas Intanon di Paris sedikit banyak membangunkan mental Gregoria bahwa dirinya bisa melangkah lebih jauh atau di pertarungan tertinggi.

Pada empat babak terakhir yang tayang Minggu sore WIB, Anda akan menghadapi pebulutangkis Korea Selatan An Se-young.

En Se-young diunggulkan karena rekor tak terkalahkannya dalam tujuh pertemuan terakhirnya melawan Gregoria. Pertemuan terakhir di Singapore Open 2024 diserahkan kepada Jorja dengan skor 14-21, 21-23.

Namun statistik tidak selalu menjadi ukuran. Kemenangan Gregoria atas Intanon yang sebelumnya diunggulkan menjadi bukti bahwa segala sesuatu mungkin terjadi di lapangan.

Di tengah kegelapan yang menyelimuti kiprah bulu tangkis Indonesia di Olimpiade Paris 2024, Gregoria ibarat mercusuar harapan yang menerangi jalan. Keberanian dan daya tahannya menginspirasi jutaan hati di seluruh negeri.

Kemenangan atas Ratchanok Intanon bukan sekedar prestasi, namun menjadi bukti bahwa segala rintangan bisa diatasi dengan semangat juang yang tak kenal lelah. Presiden NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari (kedua kanan) dan delegasinya memberikan dukungan kepada pebulu tangkis Indonesia Gregorio Mariska Tunjung saat menghadapi Ratchanok Intanon dari Thailand pada babak perempat final bulu tangkis Olimpiade Paris 2024 di Porte De La Chapelle, Paris, Prancis, Sabtu (3 Agustus 2024). ANTARA FOTO/Mengapa Putro A/aww. (WAHYU PUTRO A/Wahyu Putro A) Setelah penantian selama 16 tahun, akhirnya tunggal putri Indonesia kembali bersinar di babak semifinal Olimpiade. Langkah Gregoria adalah langkah rakyat tanah air, dan setiap pukulannya adalah denyut doa dan dukungan masyarakat Indonesia.

Saat bertemu An Se-young di semifinal, ingatlah bahwa sejarah tidak ditentukan oleh catatan masa lalu, melainkan keberanian masa kini.

Jorji, biarkan semangat juangmu membara, lewati semua statistik dan prediksi. Di setiap tetes keringat dan usaha Gregoria terdapat dukungan tiada henti dari seluruh negeri yang mendoakannya.

Kami berdiri bersama. Jorji tidak sendirian. Setiap langkah di bidang ini merupakan langkah penuh harapan bagi seluruh rakyat Indonesia. Tunjukkan permainan terbaikmu karena Gregoria adalah kebanggaan Indonesia. Terlepas dari hasilnya, ia menorehkan sejarah dan menghidupkan kembali harapan Merah Putih.

Gregoria, terbanglah setinggi mungkin. Kami bersama Anda, kami mendukung Anda dan kami yakin mimpi bisa menjadi kenyataan. Buatlah Indonesia bangga dan ingatlah bahwa kamu tidak pernah sendirian. Roh!

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours