AS Rela Gelontorkan Rp25 Triliun, Ciptakan NATO versi Asia?

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – China menuduh Amerika Serikat ingin membentuk NATO versi Asia untuk melindungi kepentingannya di Selatan. NATO terdiri dari 32 negara dan sebagian besar sekutu Amerika Serikat di Barat, dimulai dari Eropa dan Amerika Utara.

Anggota NATO memiliki hubungan dekat dengan Amerika Serikat melalui perjanjian perdagangan. Namun, Tiongkok tidak tertarik dengan rencana AS untuk bergabung dengan NATO dan negara-negara Asia lainnya.

Setelah terbentuk, organisasi ini akan mencakup negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Australia. Biaya pendirian organisasi tersebut mencapai US$1,5 miliar atau Rp25 triliun dan bisa lebih besar lagi jika diimplementasikan.

Tiongkok khawatir bahwa NATO Asia akan mengurangi kehadiran pasukannya di selatan sehingga Amerika Serikat dapat mengendalikan keadaan. Letnan Jenderal Jing Jianfeng mengatakan strategi Amerika dalam menjalin kerja sama telah gagal.

Ia menyebut AS terlalu egois dan memperingatkan negara-negara Asia untuk tidak menjadi benteng AS atau mencoba memberikan amunisi kepada AS. Lantas, apakah Amerika Serikat berencana mengeluarkan 1,5 miliar dolar AS atau 25 triliun rupiah untuk membangun NATO Asia?

Menteri Luar Negeri AS Lloyd Austin mengatakan pada tahun 2022 bahwa Amerika Serikat tidak memiliki rencana untuk menjalin kemitraan. Austin menegaskan pada saat itu bahwa Amerika Serikat tidak akan menghormati niat aliansinya.

Kami tidak ingin terjadi perselisihan dan pertikaian. Kami tidak ingin terjadi Perang Dingin baru, NATO Asia, atau wilayah yang terpecah oleh teroris, katanya seperti dikutip Observer Masters, Minggu (30 Juni 2024).

Namun, dia mengatakan Amerika Serikat akan terus melindungi sekutunya di wilayah selatan dan mendukung hak-hak mereka. Singkatnya, Amerika Serikat tidak akan berpartisipasi dalam pembentukan NATO di Asia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours