China Sebut NATO Raup Untung dari Konflik Rusia-Ukraina

Estimated read time 2 min read

BEIJING – Negara-negara NATO mendapat keuntungan dari konflik di Ukraina, kata juru bicara Kementerian Pertahanan China Zhang Xiaogang kepada wartawan pada Kamis, 25 Juli 2024.

Zhang diminta mengomentari pernyataan pada pertemuan NATO di Washington awal bulan ini yang menyebut Beijing sebagai “pendukung utama perang Rusia terhadap Ukraina.”

Dia menyebut dokumen itu “penuh kebohongan dan bias”.

“Sekutu NATO, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, terus mengobarkan api dan menuai hasil perang. NATO harus merenungkan diri mereka sendiri daripada menyalahkan Tiongkok,” kata Zhang.

Dia kemudian menyalahkan blok Barat karena memperburuk konflik di seluruh dunia.

“Dari Ukraina hingga Afghanistan, dari Irak hingga Libya, mereka telah membawa perang dan bahaya bagi wilayah ini dan rakyatnya,” tegas Zhang.

Beijing telah berulang kali mengatakan pihaknya “secara aktif mempromosikan perundingan damai” antara Moskow dan Kiev.

Beijing telah berulang kali membantah tuduhan bahwa Moskow membantu industri pertahanan Rusia untuk menghindari sanksi.

Tiongkok menyampaikan 12 poin peta jalan perdamaian pada Februari 2023 dan sejak itu berupaya menyelesaikan konflik tersebut melalui pertemuan dengan para pejabat Rusia dan Ukraina.

Rusia menyebut ekspansi NATO ke arah timur dan kerja sama militer dengan Kiev sebagai salah satu penyebab konflik.

Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan bahwa Ukraina harus tetap independen dan membatalkan rencana bergabung dengan NATO agar perundingan perdamaian berhasil.

Kremlin juga mengatakan “banjir” senjata Barat akan menambah frustrasi terhadap Ukraina namun pada akhirnya tidak akan menghentikan pasukan Rusia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours