Efek Mematikan Pembangkit Nuklir Fukushima Jika Jepang Diguncang Gempa Megathrust

Estimated read time 2 min read

TOKYO—Jepang telah memperkirakan akan terjadi gempa besar pada minggu ini, lalu bagaimana ekspektasi Jepang terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima jika gempa besar benar-benar terjadi?

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi terletak di Kota Okuma, Prefektur Fukushima. Terletak di pantai timur Jepang, sekitar 220 km timur laut ibu kota Tokyo.

Seperti yang Anda ketahui, sepuluh tahun yang lalu pada hari Jumat di bulan Maret, gempa bumi terkuat yang pernah tercatat di Jepang melanda pantai timur negara tersebut.

Gempa berkekuatan 9,0 itu begitu dahsyat hingga membuat bumi miring dari porosnya. Hal ini menyebabkan tsunami yang melanda pulau utama Jepang, Honshu, menewaskan lebih dari 18.000 orang dan melenyapkan seluruh kota.

Di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima, gelombang besar membanjiri sistem keselamatan dan membanjiri reaktor, menyebabkan bencana besar, lapor BBC. Pemerintah setempat menetapkan zona terlarang, yang dipicu oleh kebocoran radiasi dari pembangkit listrik tenaga nuklir, yang memaksa lebih dari 150.000 orang mengungsi.

Sepuluh tahun kemudian, zona tersebut masih ada dan banyak warga yang belum kembali. Pemerintah yakin akan memakan waktu hingga 40 tahun untuk menyelesaikan perbaikan yang telah menelan biaya triliunan yen.

Sebuah sistem di pembangkit listrik tenaga nuklir mendeteksi gempa bumi dan mematikan reaktor nuklir secara otomatis. Generator darurat bertenaga diesel mensirkulasikan cairan pendingin di sekitar inti reaktor, yang masih sangat panas setelah reaktor dimatikan.

Namun tak lama kemudian gelombang setinggi lebih dari 14 meter menghantam Fukushima. Air membanjiri tembok pembatas, membanjiri pembangkit listrik tenaga nuklir, dan mematikan generator darurat.

Para pekerja segera menyalakan listrik, namun dalam beberapa hari bahan bakar nuklir di ketiga reaktor menjadi terlalu panas dan melelehkan sebagian inti reaktor, peristiwa yang dikenal sebagai krisis nuklir.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours