Rusia Balas Dendam ke Barat, Tarif Impor Barang-barang Konsumen Dikerek Naik

Estimated read time 2 min read

MOSKOW – Rusia menaikkan tarif impor barang-barang konsumen termasuk anggur, bir, permen, biskuit, dan sampo yang dibuat di negara-negara yang mendukung sanksi Barat terhadap Moskow. Hal ini berdasarkan keputusan pemerintah yang dipublikasikan pada Jumat malam, dilansir Reuters.

Impor Rusia dari negara-negara yang memberlakukan sanksi terhadap Moskow terus menurun pada tahun 2022 akibat konflik militer dengan Ukraina, dan harga alkohol impor meningkat secara signifikan.

Beberapa produsen Barat telah berhenti menjual produknya di Rusia, namun Moskow telah menemukan cara untuk menjaga agar produk dalam negeri tetap masuk. Skema impor abu-abu juga diterapkan, dan banyak barang asing masih tersimpan di rak-rak toko.

Berdasarkan perintah tersebut, tarif parfum, kosmetik dan sampo dari Polandia, misalnya, akan naik sebesar 35% dibandingkan tarif bea cukai sebelumnya. Selain itu, bea masuk wallpaper dari Lithuania, Latvia, dan Estonia akan dinaikkan hingga 50%.

Sedangkan bea masuk wine akan dinaikkan menjadi 20 persen. Tarif baru terhadap impor Rusia akan berlaku hingga 31 Desember 2024 dan akan berlaku tujuh hari setelah diumumkan.

Ekonomi Perang Rusia Perekonomian Rusia dipicu oleh perang di Ukraina, jadi menang atau kalah bukanlah pilihan bagi Moskow. Hal tersebut diungkapkan seorang ekonom Eropa seperti dilansir Businer Insider.

PDB Rusia tumbuh sebesar 5,5% year-on-year (y-o-y) pada kuartal ketiga tahun 2023, menurut data pemerintah Rusia. Namun, peningkatan tersebut didorong oleh belanja militer, dengan Kremlin menghabiskan 36,6 triliun rubel, atau $386 miliar, untuk sektor pertahanan tahun ini, menurut Renaud Foucault, dosen senior bidang ekonomi di Universitas Lancaster.

Sementara itu, sebelumnya diumumkan bahwa lebih dari separuh perusahaan asing yang mengumumkan rencana meninggalkan Rusia setelah pecahnya perang di Ukraina tetap berada di negara tersebut hingga saat ini. Financial Times melaporkan bahwa meningkatnya aktivitas konsumen dan hambatan birokrasi membuat perusahaan terus waspada.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours