MER-C: Relawan kesehatan di Gaza tetap ulet di tengah agresi Israel

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Organisasi relawan medis Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menyatakan relawan dan lembaga kesehatan Indonesia berkomitmen untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina meski ada keterbatasan akibat pendudukan Israel.

Pada konferensi pers MER-C di Jakarta, Senin, relawan MER-C Marissa Norrity mengatakan sistem jaringan rumah sakit di Gaza masih berhasil dipertahankan berkat kerja keras Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan organisasi kemanusiaan lainnya.

“Kami memiliki sistem rujukan yang baik yang dikoordinasikan oleh WHO, sehingga juga mendukung perawatan pasien.” Oleh karena itu, pasien yang tidak bisa dirawat di rumah sakit bisa dikirim ke rumah sakit lapangan yang didukung LSM asing,” kata Marisa dalam siaran langsung saluran video dari Gaza utara.

Seorang relawan yang bekerja sebagai staf penghubung tim MER-C dengan lembaga lain menjelaskan bahwa RS Indonesia kini menjadi rumah sakit rujukan utama di Gaza utara, pada saat rumah sakit lapangan belum tersedia di wilayah tersebut.

Meski demikian, RS Indonesia tetap menjalin kerja sama dengan rumah sakit lain di Gaza, seperti RS Al Ahli Arab di Kota Gaza, untuk pelayanan kesehatan bagi warga Palestina.

Marisa mencontohkan, karena rumah sakit di Indonesia belum memiliki peralatan CT-scan, maka pasien yang membutuhkan tes tersebut dirujuk ke RS Al Ahli Arab yang masih memiliki peralatan tersebut.

Nanti operasi dilanjutkan di rumah sakit di Indonesia, tambahnya.

“Dengan demikian, koordinasi yang erat antara organisasi kemanusiaan yang bekerja di Gaza membantu mengurangi beban tenaga kesehatan dan relawan MER-C yang bekerja di RS Indonesia Gaza,” tambah Marisa.

Sementara itu, Marisa mengakui berdasarkan pengamatannya, masyarakat Palestina di Gaza lebih tangguh di tengah dinamika serangan Israel yang mereka hadapi sehari-hari.

Ketahanan ini juga terlihat ketika warga Gaza kehilangan Ismail Haniyah, pemimpin politik kelompok oposisi Palestina Hamas, yang dibunuh Israel dalam serangan roket ke Iran pada 31 Juli.

“Bisa dibilang ketahanan Kazan sangat bagus, meski terjatuh, mereka bangkit kembali dengan cepat meski ada keterbatasan,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours