Mesin Pertumbuhan Bermasalah, Ekonomi RI Kuartal II-2024 Diramal Melambat

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Sebelum pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS), Teuku Riefky, Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Sosial (LPEM), Fakultas Ekonomi dan Administrasi Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat. melambat pada tahun 2019. Laju pertumbuhan pada triwulan II tahun 2024 sebesar 4,97-5%.

Menurutnya, pertumbuhan tersebut hanya didorong oleh kurangnya faktor pendorong musiman dan tingginya tingkat ketidakpastian domestik dan internasional.

Oleh karena itu, perlambatan pertumbuhan PDB kemungkinan besar terjadi pada Q2 2024. Kami memperkirakan PDB akan tumbuh sebesar 4,99% (yoy) pada Q2 2024 (kisaran perkiraan: 4,97% hingga 5,01%) dan 5,1% pada FY2024 (kisaran perkiraan 5,0% hingga 5,1%),,” kata Riefky dalam catatannya, Minggu (4/8/2024).

Sementara itu, perekonomian atau PDB Indonesia tumbuh sebesar 5,11% (yoy) pada triwulan I tahun 2024, naik dari 5,04% (yoy) pada triwulan IV tahun 2023, dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun 2023 sebesar -5,05%. (yoy).

Riefky mengatakan, secara umum mesin pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 sama dengan kuartal IV-2023. Meskipun tingkat pertumbuhannya tinggi, perekonomian Indonesia menunjukkan tanda-tanda permasalahan struktural, dimana pertumbuhan terutama didorong oleh faktor musiman.

Menurut Riefky, sekitar 45% kegiatan perekonomian Indonesia hanya ditopang oleh tiga sektor: pertanian, pengolahan, dan perdagangan.

“Ketiga sektor ini terus bergerak di bawah rata-rata nasional. Berlanjutnya stabilitas sektor pengolahan memperkuat tanda-tanda industrialisasi yang prematur,” ujarnya.

Di sisi lain, buruknya kinerja sektor pertanian sedikit berbeda dengan dua sektor lainnya. Meskipun faktor struktural berperan terhadap kinerja sektor pertanian, beberapa faktor musiman juga berperan dalam rendahnya pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan I tahun 2024.

Pertumbuhan sektor industri pengolahan sedikit meningkat dari 4,07% (yoy) pada Q4 2023 menjadi 4,13% (yoy) pada Q1 2024. Namun jika dilihat dari sektornya, sub-segmen sektor industri pengolahan ini sangat berbeda. Kinerja pertumbuhan pada triwulan I tahun 2024.

Kuartal pertama tahun 2024 akan dipenuhi dengan peristiwa-peristiwa di Indonesia yang akan berdampak positif pada sektor perdagangan besar dan eceran. Kombinasi pemilu, Ramadhan, Idul Fitri dan beberapa hari libur panjang meningkatkan permintaan gabungan.

Alhasil, sektor penjualan dan pemasaran mencatatkan kinerja yang baik, meningkat dari 4,09% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 4,58% (yoy) pada triwulan I 2024.

Setelah mencatatkan pertumbuhan dua digit selama delapan triwulan berturut-turut, sektor transportasi dan pergudangan pada triwulan I 2024 tumbuh sebesar 8,65% (yoy), turun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 10,33% (yoy).

Penurunan pertumbuhan sektor ini mencerminkan tren peningkatan aktivitas transportasi pasca COVID-19, begitu pula dengan berlanjutnya penurunan tingkat pertumbuhan setelah kuartal kedua tahun 2022.

Sementara itu, konsumsi rumah tangga yang menyumbang 53,32% terhadap PDB Indonesia, meningkat sebesar 4,91% (yoy) pada triwulan I tahun 2024 dari 4,83% pada triwulan IV tahun 2023. Inflasi umum tercatat sebesar 2,51% (yoy) pada bulan Juni. Pada tahun 2024 sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,48% (yoy).

“Kalau dilihat dari sektornya, kenaikan angka inflasi hanya terlihat pada kelompok harga yang dikendalikan pemerintah, sedangkan harga utama inflasi dan volatilitas harga mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya,” kata Riefky.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours