Meski melandai, Menkeu yakin penerimaan perpajakan 2024 tetap terjaga

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antra) – Menteri Keuangan Sri Mulani Indrawati optimis penerimaan pajak tetap terjaga pada tahun 2024, meski diperkirakan lebih rendah dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Penerimaan perpajakan diperkirakan mencapai 96,6 persen dari target APBN, sedangkan penerimaan bea dan cukai diperkirakan mencapai 92,4 persen dari target. Secara keseluruhan, penerimaan pajak diharapkan mencapai 96% dari target.

“Kita melihat perkiraan penerimaan negara dari sisi pajak diperkirakan sebesar 96,6 persen dari APBN, ini masih tumbuh tipis di level 2,9 persen.” Artinya perekonomian nasional kita tetap terjaga dengan baik, meski ada tekanan besar dari beberapa komoditas,” kata Sri Molini saat Rapat Kerja Badan Anggaran (Bangar) DPR di Jakarta, Senin.

Untuk meningkatkan penerimaan pajak, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan meningkatkan kebijakan pengawasan dan kepatuhan wajib pajak. Selain itu, Kementerian Keuangan akan memperkuat Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).

Dengan demikian, Kementerian Keuangan memperkirakan penerimaan pajak pada semester II akan lebih tinggi dibandingkan semester I, yakni sekitar Rp1.028,1 triliun pada semester berikutnya dibandingkan semester sebelumnya Rp893,8 triliun.

“Setelah itu, total pendapatan akan mencapai Rp1.921,9 triliun atau terjadi peningkatan pendapatan sebesar 14,5%,” kata Menkeu.

Terkait pajak bea dan cukai, Menkeu memperkirakan penurunan perdagangan rokok ke kelompok murah, perlunya peningkatan pengawasan dan penindakan terutama terkait rokok ilegal, serta harga barang CPO masih akan mempengaruhi kinerja penerimaan tersebut. barang.

“Kami perkirakan pada semester II pajak bea dan cukai akan terkumpul Rp162,3 triliun atau meningkat 7,5%. Jadi setahun penuh akan mencapai Rp296,5 triliun atau 92,4% dari target APBN, meningkat sebesar 3,5% dibandingkan tahun lalu,” imbuhnya.

Sementara itu, Pendapatan Nasional Bukan Pajak (PNBP) diperkirakan mencapai Rp549,1 triliun, turun 16% dibandingkan tahun lalu akibat fluktuasi harga minyak mentah Indonesia (ICP), kenaikan migas, dan nilai tukar. rupee terhadap dolar AS.

“Tahun lalu, ketika kita merencanakan APBN, kita memperkirakan PNBP akan mengalami penurunan sekitar 10,4 persen, karena booming dan harga komoditas tahun sebelumnya tidak terulang pada tahun 2024,” kata Menkeu.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours