Korban penyekapan di Myanmar sebut ada 15 WNI yang bernasib sama

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Seorang korban yang ditahan di Myanmar, diketahui berinisial SA (27), mengatakan ada 15 warga negara Indonesia (WNI) yang bernasib sama dengannya. Oleh karena itu, mudah untuk dilepaskan.

“WNI di sini ada 15 orang, jadi saya yakin banyak potensi untuk bekerja mandiri,” kata SA dalam pesan yang dikirimkan kepada keluarga di Jakarta, Senin.

SA percaya bahwa semakin banyak orang, semakin besar peluang untuk dibebaskan. Karena dia tidak sendirian.

Hal serupa juga terjadi pada sepupu SA, Yohanna, 35, yang membenarkan klaim SA.

Katanya ada 15 orang Indonesia yang bersamanya. Makanya dia menelepon, kata Johanna dari Kepolisian Kerajaan Thailand.

Namun Johanna belum bisa menjelaskan lebih jauh penderitaan WNI lainnya.

Rina Comaria, diplomat muda di Komisi Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri. Dihubungi secara terpisah, mereka mengakui terbatasnya upaya untuk membantu WNI yang ditahan.

Selain itu, seperti kita ketahui, situasi wilayah konflik di Myanmar sangatlah kompleks.

“Pemerintah Indonesia melalui KBRI Yangon masih berupaya memastikan WNI di wilayah tersebut dapat keluar dengan selamat.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI dan otoritas Myanmar terus mengoordinasikan penangkapan warga Jakarta Selatan (Jaksel) berinisial SA (27) setelah dijanjikan pekerjaan dengan gaji 150 juta.

Myanmar disebut-sebut dianggap sulit karena dikuasai kelompok bersenjata.

Menurut SA, mereka tidak hanya disiksa dan dipenjarakan; Sebab, ia kini diminta menerima uang sebesar R478 juta agar bisa pulang dengan selamat.

Konon SA awalnya diajak temannya Risky bekerja di Thailand dengan gaji US$10.000 atau Rp 150 juta. SA akan berangkat pada 11 Juli 2024.

Sesampainya di Bangkok, Thailand, SA, Risky dan empat orang asal India lainnya menaiki mobil tersebut. Namun dalam perjalanan, SA terpisah dengan Risky karena sedang dalam perjalanan menuju Myanmar.

Pihak keluarga pun melaporkan hal tersebut ke Kementerian Luar Negeri. Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dan Polda Metro Jaya mencari sorotan

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours