5 Kebiasaan Pengguna Motor Matik yang Bikin CVT Cepat Rusak

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Auto skuter (sepeda motor) banyak menjadi pilihan masyarakat Indonesia karena praktis. Sepeda motor jenis ini mengandalkan CVT (variable transmisi) untuk menyalurkan tenaga dari mesin ke roda belakang.

Kit ini memungkinkan sepeda motor untuk berpindah gigi tanpa harus memindahkan gigi secara manual seperti pada sepeda motor moped atau sport. Untuk menjaga performa, pengguna skutik harus menghindari praktik yang dapat merusak komponen tersebut.

Seperti yang Anda ketahui, CVT memiliki bagian-bagian berbeda yang dihubungkan menjadi satu untuk menggerakkan mesin. Nah, simak 5 kebiasaan buruk yang dilakukan Suzuki yang bisa merusak komponen CVT.

1. Perawatan yang kurang tepat

Perawatan rutin adalah kunci untuk menjaga kinerja CVT yang baik. Sayangnya, banyak pemilik sepeda motor matic yang kerap mengabaikan perawatan CVT. Bahkan, perlu dilakukan penggantian oli CVT, pengecekan V-belt dan komponen lainnya untuk memastikan performanya baik.

Penggantian oli CVT yang terlambat atau diabaikan dapat menyebabkan keausan berlebihan pada komponen CVT. Hal ini mempercepat degradasi dan kerusakan pada komponen tersebut.

Selain itu, belt yang aus atau retak dapat menyebabkan penurunan performa mesin secara keseluruhan. Oleh karena itu, perawatan CVT harus selalu dilakukan pada waktu yang ditentukan.

2. Kualitas oli CVT buruk

Penyebab umum keausan CVT sepeda motor lainnya adalah penggunaan oli berkualitas buruk. Pemilihan oli yang tepat sangat penting untuk mendukung kinerja CVT.

Selain itu, oli yang tidak tepat dapat menyebabkan CVT menjadi terlalu panas. Hal ini akan merusak bagian lainnya.

3. Motor kelebihan beban.

Perhatikan bahwa setiap kendaraan memiliki batas muatannya sendiri. Hal ini dijelaskan dalam manual sepeda motor. Di bawah beban berat, performa CVT menjadi lebih berat.

Kelebihan beban mempengaruhi kinerja mesin secara keseluruhan. Nah, agar CVT tetap dalam kondisi baik, pastikan mesin tidak membebani secara berlebihan.

4. Tahan gas saat jalanan terjal dan terjal

Menahan gas saat berhenti di kemacetan atau menanjak dapat menyebabkan CVT menjadi terlalu panas. Hal ini dapat merusak komponen internal seperti v-belt dan roller.

Selain itu, kebiasaan menahan gas membuat CVT bekerja ideal. Hal ini menyebabkan komponen CVT lebih cepat aus.

5. Mengendarai sepeda motor dalam kondisi buruk

Mengabaikan tanda-tanda kerusakan transmisi otomatis dapat merusak CVT. Misalnya saat mengeluarkan asap putih atau naik, maka tenaganya berkurang.

Mengendarai sepeda motor dalam kondisi seperti itu dapat memperparah kerusakan yang ada dan menimbulkan biaya perbaikan yang tinggi. Selain itu, mengabaikan rambu-rambu tersebut dapat membahayakan keselamatan pengemudi.

Jika Anda mulai melihat tanda-tanda buruk pada sepeda motor Anda, segera hentikan pengendaraan dan periksakan. Selain itu, berguna untuk mendinginkan komponen CVT.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours