Arie Kriting menunjukkan gambaran orang Timur lewat film “Kaka Boss”

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Penulis sekaligus sutradara Arie Kriting ingin menunjukkan karakter masyarakat Indonesia Timur melalui film “Kaka Boss” yang tayang di bioskop mulai 29 Agustus 2024.

Film “Kaka Boss” berkisah tentang seorang debt collector asal Indonesia bagian timur yang setelah bebas dari penjara memutuskan untuk berganti karir dan menjadi penyanyi untuk membanggakan putrinya.

“Saya ingin membuat cerita tentang orang-orang dari Timur yang tidak terlalu berat tapi menyenangkan,” kata Arie dalam wawancara eksklusif di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin.

“Ada keinginan untuk mengatakan ‘oke, saya ingin mengubah stigma’, tapi saya tidak ingin jauh dari akar saya,” imbuhnya.

Menurut Arie, orang Timur sering dikaitkan dengan kehidupan yang “sulit” dan keberanian mengambil risiko.

Sifat inilah yang coba Arie wujudkan dalam karakter Ferdinand “Kaka Boss” Omakare yang diperankan oleh Godfred Orindeod.

Ferdinand dalam “Kaka Boss” digambarkan sebagai seorang debt collector asal Indonesia Timur yang ditakuti oleh Jakarta.

Arie pun ingin menunjukkan melalui filmnya bahwa tidak semua orang Timur bisa bernyanyi seperti penyanyi profesional.

“Ada stereotip bahwa semua orang Timur pasti punya suara nyanyian yang bagus, kan? Saya ingin mematahkan stigma itu. Sepertinya tidak semua orang Timur bisa menyanyi,” kata suami aktris Indah Permatasari itu.

Arie membuat “Kaka Boss” karena ingin menceritakan kisah lucu tentang orang Timur.

“Saya ingin menemukan sesuatu yang bisa dirasakan oleh orang-orang dan ketika disampaikan, ceritanya akan menyenangkan dan mungkin urusan keluarga yang bisa dirasakan oleh orang-orang,” kata Arie.

“Bisa dikatakan ‘Kaka Bos’ bukan terkait dengan konflik dari keluarga miskin atau keluarga yang tidak bisa bersekolah, namun konflik muncul dari interaksi antar keluarga,” ujarnya.

Pemeran “Kaka Boss” antara lain Godfred Orindeod, Glory Hillary, Mamat Alkatiri, Abdur Arsyad, Putri Nere, Ernest Prakasa, Nowela Mikhelia, Aurel Mayori, Chun “Funky Papua”, Elsa Japasal, Ge Pamungkas, Priska Baru Segu, Teddy Adhitya dan Reinold Lawalata.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours