Pupuk Indonesia: Maksimalkan tambahan kuota untuk kesejahteraan petani

Estimated read time 2 min read

Padang (ANTARA) – PT Pupuk Indonesia (Persero) mengajak dan mendorong semua pihak untuk meningkatkan jumlah pupuk yang dibayarkan, yang semula 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton, untuk meningkatkan kesehatan petani.

“Misi kami bersama adalah meningkatkan porsi pupuk bersubsidi untuk meningkatkan kesehatan petani di tanah air,” kata Wakil CEO PT Pupuk Indonesia Gusrizal di Padang, Sumatera Barat, Selasa.

Dalam mengadvokasi distribusi pupuk, partai ini mempunyai dua tujuan utama. Pertama, menyebarkan sebanyak-banyaknya sesuai informasi yang diberikan Kementerian BUMN. Kedua, pupuk yang didistribusikan ditransfer ke Kementerian Pertanian dan segera dibayar.

Pada kesempatan tersebut, PT Pupuk Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Pertanian membenarkan pesanan tersebut.

Oleh karena itu, Kepala Bidang Pupuk dan Pestisida Kementerian Pertanian, Bapak Jacqui Hendra menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian mempunyai kewajiban untuk menyelesaikan semua permasalahan tersebut dan menyiapkan langkah-langkah terkait dengan distribusi pupuk.

Terkait permasalahan penentuan subsidi pupuk di Rana Minang yang belum mencapai 50%, Jackwee mengatakan perlu adanya langkah yang kuat dan tepat sasaran serta informasi yang cukup kepada masyarakat khususnya petani.

Kementerian Pertanian merekomendasikan agar dinas pertanian di masing-masing daerah menyiapkan informasi cuaca dan kondisi cuaca bagi petani guna mempersiapkan musim pertanian.

Untuk itu, pihaknya berharap penerapan subsidi pupuk di dalam negeri dapat dilakukan dengan baik sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumbar Febrina Tri Susila Putri menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi konsumsi pupuk bersubsidi yang masih belum melebihi 50 persen.

Pertama-tama, hal ini dipengaruhi oleh sistem pengolahan tanah yang dilakukan petani dalam rotasi tanaman. Artinya setiap musim bercocok tanam terjadi pergantian petani yang bekerja di sawah.

Selain itu, kata dia, saat ini proses pendataannya masih terus dikembangkan sehingga proses integrasi data masih dalam proses. Akibatnya, nama petani yang akan membeli pupuk di tingkat lapak tidak diterima.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours