Zona Megathrust di Indonesia Berpotensi Picu Tsunami, Ini Titik-titiknya

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Zona megathrust di Indonesia merupakan zona seismik yang sangat aktif dan dapat menimbulkan gempa besar. Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Hindia-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.

Artinya Indonesia termasuk salah satu tempat rawan gempa dan tsunami. Zona hyperthrust ini merupakan suatu wilayah di mana dua lempeng tektonik bertabrakan dan salah satu lempengnya (biasanya lempeng samudera) tenggelam di bawah lempeng benua atau lempeng lainnya.

Peneliti senior Bumi Yudhicara dari Departemen Geologi mengatakan zona superthrust merupakan zona subduksi yang terletak pada zona seismogenik dengan lebar 50-150 km.

Hal tersebut diungkapkan Yudhicara saat menjadi narasumber dalam seminar online bertajuk ‘Waspada Gempa Besar Ekstrim’ yang diselenggarakan Departemen Geofisika ITS bekerjasama dengan PVMBG, U- yang diselenggarakan oleh INSPIRE dan IAGI, Selasa (20 Agustus 2024). . ).

Zona superthrust merupakan zona subduksi yang terletak pada zona seismik dengan lebar 50-150 km, dimulai dari kedalaman batas atas zona seismik sekitar 5-10 km dan biasanya bersuhu sekitar 100-150 km. . derajat Celcius,” kata Yudhicara.

Batas bawahnya berada pada kedalaman 25-55 km di bawah permukaan laut, biasanya suhu sekitar 350-450 derajat Celcius atau dikendalikan oleh zigzag wedge, tambahnya.

Yudhicara mengatakan beberapa penelitian telah menghubungkan gempa besar di sepanjang megathrust dengan tingkat konvergensi, usia lempeng, pasokan sedimen, morfologi dasar laut, dan propagasi busur belakang.

“Variabel yang mempengaruhi kestabilan atau ketidakstabilan lempeng subduksi antara lain pengaruh tegangan normal, temperatur akibat pemanasan gesekan, sifat material seperti komposisi batuan dan sedimentasi, permeabilitas dan kekasaran permukaan lempeng subduksi”.

Menurutnya, sifat kompleks superthrust shear lebih menonjol pada kedalaman di bawah 15 km di dasar laut.

“Tingkat slip aseismik dan aseismik yang tinggi, variasi keberadaan sedimen keras, ejeksi fluida, struktur kedalaman kasar pada lempeng subduksi, struktur kaca akresi yang kompleks dan kerentanan terhadap tingkat regangan yang tinggi”.

Struktur kedalaman, sedimentasi, tekanan air pori, dan laju deformasi semuanya berperan dalam aktivitas seismik, ujarnya.

Yudhicara mengatakan, gempa super kuat sudah berkali-kali terjadi di Indonesia. Setidaknya delapan wilayah mengalami gempa super kuat ini.

“Termasuk Aceh 2024 lebarnya 13,5 km. Lalu Nias lebarnya 30,5 km. Lalu Mentawai lebarnya 20,1 km. Ada Bengkulu lebarnya 30,5 km,” imbuhnya.

Lalu ada Pangandaran yang lebarnya 11,5 km, ujarnya. Lalu ada Banyuwangi yang lebarnya 11,5 km. Lalu ada Sumba yang lebarnya 25 km dan Biak yang lebarnya 11,5 km.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours