Belanja Perang Terus Membengkak, Inflasi Rusia Meningkat

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Laju pertumbuhan ekonomi Rusia mengalami penurunan pada kuartal II-2024. Produk domestik bruto (PDB) turun menjadi 4% pada kuartal kedua dari 5,4% pada kuartal pertama, menurut data resmi. Hasil PDB tersebut merupakan yang terendah sejak awal tahun 2023.

Sementara itu, inflasi di Rusia belum menunjukkan tanda-tanda melambat, meningkat sebesar 9,13% (year-on-year (yoy)) pada bulan Juli.

Mengutip Moscow Times, kondisi perekonomian Rusia sedang terjadi karena Kremlin melancarkan perang besar terhadap perekonomian Rusia sejak mengirimkan pasukan ke Ukraina pada Februari 2022. Kremlin telah menghabiskan banyak uang untuk produksi senjata dan gaji militer.

Kenaikan mata uang telah mendorong pertumbuhan ekonomi, membantu Kremlin melawan perkiraan awal mengenai perlambatan ekonomi ketika Rusia terkena sanksi Barat. Namun di sisi lain, hal tersebut meningkatkan inflasi sehingga memaksa bank sentral menaikkan biaya pinjaman.

Bank sentral Rusia menaikkan suku bunga secara agresif dalam upaya mengendalikan inflasi. Bank sentral sebelumnya telah memperingatkan bahwa perekonomian Rusia tumbuh pada tingkat yang tidak terkendali, karena peningkatan besar dalam belanja pemerintah sebagai respons terhadap invasi ke Ukraina.

Bank sentral bulan lalu menaikkan suku bunga utamanya menjadi 18%, tertinggi kedua sejak kenaikan darurat menjadi 20% pada Februari 2022.

Gubernur Bank Dunia Elvira Nabiullina mengatakan perekonomian menunjukkan tanda-tanda “overheating”. Dia menyebutkan kesulitan dalam pembayaran internasional akibat sanksi Barat sebagai faktor lain yang menyebabkan inflasi.

Tahun ini Rusia akan membelanjakan hampir sembilan persen PDB-nya untuk pertahanan dan keamanan, angka yang belum pernah terlihat sejak era Soviet.

Sementara itu, anggaran rata-rata Moskow telah meningkat hampir 50 persen selama tiga tahun terakhir, dari 24,8 miliar rubel pada tahun 2021 menjadi 36,6 miliar rubel ($427 miliar) pada tahun ini.

Situasi ini mengkhawatirkan para analis karena tingginya belanja didorong oleh pemerintah yang tidak merespons tingginya biaya pinjaman. Para analis memperkirakan bahwa menaikkan suku bunga mungkin bukan alat yang efektif untuk melawan inflasi.

Saat ini, harga konsumen merupakan topik penting di Rusia, dimana banyak orang tidak memiliki tabungan. Kenangan akan inflasi dan stagnasi ekonomi masih melekat.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours