Kejar Target Produksi Migas dan Transisi Energi, Pertamina Patra Niaga Gandeng SKK Migas

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – PT Pertamina Patra Niaga, subholding niaga dan niaga PT Pertamina (Persero), berkomitmen mencapai target produksi nasional sebesar 1 juta barel minyak dan 12 juta standar kaki kubik gas per hari pada tahun 2030. Penting bagi industri hulu minyak dan gas sebagai solusi energi dan mitra dekarbonisasi.

Komitmen tersebut diwujudkan dengan menyediakan bahan bakar, pelumas, oil base, petrokimia, EOR (enhanced oil recovery) dan pengelolaan limbah melalui jaringan distribusi yang mencakup seluruh KKKS.

Langkah penting dalam mendukung komitmen tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman strategis antara Pertamina Patra Niaga dan SKK Migas pada acara Supply Chain and National Capacity Summit 2024 yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center pada Rabu (14/8).

Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI Arifin Tasrif, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Kepala SKK Migas Dwi Soetgypto.

Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Reva Siyahan menegaskan, penandatanganan MoU ini merupakan wujud komitmen perusahaan dalam mendukung pencapaian tujuan nasional dan transisi energi berkelanjutan di sektor hulu migas.

“Pertamina Patra Niaga siap menyediakan beragam produk unggulan dan solusi dekarbonisasi yang dibutuhkan industri hulu migas.” Jaringan distribusi kami akan mencakup seluruh KKKS, baik di darat maupun di luar negeri, untuk memastikan pasokan yang efisien dan andal,” kata Riva.

Riva juga menyoroti komitmen perusahaan terhadap Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 97% pada produk bahan bakar minyak (BBM). Langkah tersebut mencerminkan dedikasi perusahaan dalam mendukung SKK Migas dan sektor hulu migas, serta memperkuat industri nasional demi kemandirian energi Indonesia.

“Kami yakin kolaborasi ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional, memperkuat sektor hulu migas, dan mendukung transisi energi berkelanjutan,” tutup Riva.

Dalam kegiatan tersebut, Dwi Soetgypto, Kepala SKK Migas, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya penguatan rantai pasok yang efisien dan terintegrasi untuk memastikan proyek-proyek strategis hulu migas berjalan sesuai jadwal dan berkontribusi signifikan terhadap produksi energi nasional.

Selain itu, Rudy Satwiko, Deputi Dukungan Dunia Usaha SKK Migas, menambahkan bahwa MoU tersebut juga mencakup berbagai aspek antara lain optimalisasi penggunaan produk dalam negeri, kerja sama di bidang pendidikan dan penelitian. Salah satunya adalah MoU dengan Pertamina Patra Niaga yang bertujuan untuk memperkuat ekosistem rantai pasok proyek hulu migas di Indonesia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours