Mentan: Indonesia bersiap menuju kemandirian energi nasional

Estimated read time 2 min read

Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (ANTARA) – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan Indonesia bersiap mencapai kemandirian energi nasional dengan menerapkan campuran solar dan minyak sawit untuk diubah menjadi Biodiesel B50.

“Kami baru saja meluncurkan Biodiesel B50 di Kalimantan Selatan dan mencatat sejarah kemandirian energi nasional yang menjadi impian besar Indonesia 5 hingga 10 tahun ke depan,” kata Amran saat peluncuran pabrik Biodiesel B50 PT Jhonlin Agro Raya di Batulicin. Tana. Kabupaten Bumbu, Kalimantan Selatan, Minggu.

Amran mengatakan penerapan Biodiesel B50 oleh Presiden Joko Widodo bersama Presiden terpilih Probowo Subianto merupakan ide bagus agar Indonesia bisa menuju kemandirian penyimpanan pangan dan energi.

Menurut Amran, kemandirian energi nasional dan simpanan pangan melalui program satu juta hektar sawah di Papua bagian selatan merupakan dua kekuatan yang dapat mempengaruhi kebijakan negara lain.

Amran menilai kebutuhan biodiesel minyak sawit sangat besar, terutama kebutuhan konsumsi dalam negeri untuk mencapai ketahanan energi nasional.

Berdasarkan data statistik Direktorat Jenderal Perkebunan Angka Sementara tahun 2023, Indonesia memiliki lahan kelapa sawit seluas 16,8 juta hektar dengan kapasitas produksi 46,9 juta ton.

Amran menambahkan, Presiden Jokowi berniat menerapkan energi terbarukan berkelanjutan mulai dari penggunaan B15 pada tahun 2015, B20 (2019), B30 (2022), hingga B35 mulai tahun 2023.

Ke depan, Amran melanjutkan program prioritas energi nasional dengan menerapkan B50 dan Bioetanol E10 untuk meningkatkan penggunaan bahan bakar nabati secara nasional sehingga mengurangi impor minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM).

“B50 ini sangat penting dan sangat strategis. Ini bisa dijadikan ekonomi politik dunia. Saya ulangi, ini kekuatan kita. Krisis global sekarang adalah pangan dan energi. Solusinya ada di Indonesia,” ujarnya.

Amran mengungkapkan, pemerintah mulai menggunakan minyak sawit dalam program biodiesel sejak tahun 2019 dengan menghadirkan prototipe pengembangan biodiesel yang berbahan dasar minyak sawit 100 persen (B100).

“Kami yakin prototipe dan pengujian biodiesel serupa sudah banyak dilakukan oleh kementerian/lembaga teknis dan industri biodiesel, meski masih sebatas untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sendiri,” ujarnya.

Ia mengatakan, Kementerian Pertanian dan Kementerian ESDM serta lembaga terkait lainnya bertugas mengawal kesiapan pemerintah dalam penerapan program Biodiesel B50, mulai dari sisi pasokan hingga kesiapan bahan baku sepupunya CPO .

Pemerintah juga melakukan infrastruktur teknis, ekonomi dan fiskal, kajian transisi B50, standar kualitas dan spesifikasi, kajian bisnis, aspek hukum pengujian aplikasi dan pengujian jalan, serta permasalahan teknis lainnya untuk penerapan Biodiesel B50.

Amran mengatakan, pemerintah terus berupaya mencapai kemandirian energi nasional, salah satunya dengan mempercepat pelaksanaan pengembangan Biodiesel B50 agar bisa dipertimbangkan sebagai alternatif pengganti bahan bakar fosil.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours