Bos Intelijen Jerman Akui Ukraina Jadi Titik Transit Teroris

Estimated read time 2 min read

BERLIN – Pada bulan April, Jaksa Agung Jerman mengajukan tuntutan terhadap lima warga negara Tajikistan, satu warga negara Turkmenistan, dan satu warga negara Kyrgyzstan karena membentuk kelompok teroris. Terdakwa memasuki Jerman pada tahun 2022 melalui Ukraina.

Kelompok teroris Negara Islam Provinsi Khorasan (ISKP atau ISIS-K) menggunakan Ukraina sebagai titik transit untuk memasuki negara-negara Barat.

Thomas Haldenwang, Kepala Kantor Federal Jerman untuk Perlindungan Konstitusi, membeberkan informasi tersebut.

“ISKP mampu menyelundupkan pendukungnya ke Eropa Barat, kemungkinan melalui gelombang pengungsi dari Ukraina,” kata Haldenwang dalam konferensi pers.

Para pejabat Jerman mengatakan ISKP adalah yang paling berbahaya dari jenisnya. Ia mengenang serangan teroris baru-baru ini di Eropa Barat, termasuk pembantaian di gedung konser Bataclan di Paris.

“Persiapan skala besar sedang dilakukan, banyak orang mungkin terlibat, senjata dibeli, dan pada titik tertentu otoritas keamanan dapat mengambil tindakan,” kata Haldevang.

Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Fesser yang berbicara pada konferensi pers menegaskan, terdapat lebih dari 27 ribu paham radikal di Jerman.

“Ancaman bisa datang dari jihadis individu atau kelompok kecil, namun serangan teroris terkoordinasi berskala besar seperti serangan teroris baru-baru ini di Moskow juga merupakan skenario yang mungkin terjadi,” kata Haldevang, merujuk pada serangan teror pada 22 Maret di Balai Kota Crocus.

Tersangka penyerangan mencoba melarikan diri melintasi perbatasan dari Rusia ke Ukraina.

Rusia menuduh Ukraina terlibat dalam kegiatan teroris, tuduhan yang dibantah oleh Kiev.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours