Militer Iran Tegaskan Respons terhadap Israel Mungkin Perlu Waktu

Estimated read time 2 min read

TEHERAN – Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) memperingatkan bahwa tanggapan Teheran terhadap pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh akan memakan waktu lama.

Haniyeh dibunuh di Teheran pada akhir Juli, beberapa jam setelah menghadiri pelantikan Presiden Iran Massoud Beseshkiyan.

Setelah kejadian tersebut, Iran menjanjikan “hukuman berat” kepada Israel, yang tidak menyangkal atau mengakui peran apa pun dalam pembunuhan tersebut.

Timur Tengah bersiap menghadapi janji pembalasan Iran, namun belum terwujud.

“Waktu ada di pihak kita dan penantian respons ini akan lama,” kata Ali Mohammad Naini, juru bicara sayap militer elit dan berpengaruh Iran, IRGC, pada Selasa (20/8/2024).

Dia mengatakan “musuh” harus mengharapkan respons yang “penuh perhitungan dan tepat”.

Naini dikutip oleh media lokal mengatakan bahwa para pemimpin Iran sedang mempertimbangkan situasi tersebut dan bahwa tanggapannya tidak akan mengulangi tindakan Republik Islam sebelumnya.

Pada bulan April, Iran menembakkan ratusan rudal dan drone ke Israel sebagai pembalasan atas pemboman kedutaan besarnya di Suriah.

Serangan tersebut sebagian besar berhasil dihalau oleh sistem pertahanan udara Iron Dome Israel, namun beberapa rudal berhasil mencapai sasarannya, sehingga menyebabkan kerusakan minimal pada instalasi militer, kata Israel.

Pembunuhan Haniyeh memicu ketakutan di seluruh dunia akan perang habis-habisan antara Israel dan Iran.

Amerika Serikat telah meminta sekutunya yang memiliki hubungan dengan Iran untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah.

Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken menegaskan kembali komitmen Washington terhadap keamanan Israel, namun mengatakan semua pihak di Timur Tengah, termasuk Israel, harus menahan diri dari tindakan apa pun yang dapat meningkatkan ketegangan.

Menurut Blinken, membendung ketegangan penting tidak hanya untuk mencegah konflik besar di kawasan, tetapi juga untuk memungkinkan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza.

Menteri Luar Negeri AS saat ini berada di wilayah tersebut untuk mendorong gencatan senjata di Gaza.

Menurut Naini, Teheran mendukung segala tindakan yang bertujuan mengakhiri perang di Gaza. Namun, tambahnya, “kami tidak memandang tindakan Amerika sebagai tindakan yang jujur. Kami memandang Amerika sebagai mitra dalam perang (Gaza).”

Tentara Israel telah membunuh lebih dari 40.000 warga Palestina dan melukai 92.857 orang, menurut pejabat kesehatan Gaza. Kebanyakan korbannya adalah perempuan dan anak-anak.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours