Mantan Kapolda Jawa Barat yang Raih Puncak Karier hingga Komjen Pol, Nomor 9 Nyaris Tewas Ditembak Teroris di Poso

Estimated read time 8 min read

JAKARTA – Mantan Kapolda Jawa Barat yang mencapai puncak karier sebagai Komisaris Jenderal (Komjen Pol) menarik untuk dievaluasi. Pasalnya, perwira tinggi polisi (Pati) berpangkat bintang tiga telah mewarnai perjalanan Korps Bhayangkara.

Selama mengabdi, mereka bekerja di lembaga tersebut pada beberapa posisi penting dan strategis. Bahkan, beberapa di antaranya masih aktif berkontribusi bagi kemajuan Polri.

Berdasarkan informasi yang dihimpun SINDOnews, Rabu (31 Juli 2024), ada 9 mantan Kapolda Jabar yang karier puncaknya di kepolisian mencapai bintang tiga.

Berikut nama-nama Kapolda di Jabar yang berhasil naik pangkat menjadi Kapolri:

1. Zainal Pagaralam dari Komjen Pol (Purn) Sjachroed. Mantan Kapolda Jawa Barat lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1970 ini mengakhiri pengabdiannya di Polri dengan pangkat terakhir Komjen Pol.

Jenderal polisi kelahiran Tanjung Karang, Lampung, 7 Februari 1947 ini pernah menduduki sejumlah jabatan strategis di Polri. Antara lain Dilantas Polda Sumsel, Kapolda Lampung Selatan dan Bandar Lampung, serta Dilantas Polda Jabar.

Ia kemudian diangkat menjadi Wakil Kapolda Bandung Polda Jabar, kemudian Kapolda Palembang, Polda Sumatera, Direktur Samapta Polda Metro Jaya, Kapolda Bogor Polda Jabar, Wakapolda. untuk Sumsel dan Ketua Dewan Inkoppol/Primkoppol.

Karirnya terus menanjak, ia lulus dari angkatan PTIK

Lulusan Sespimppol ini kemudian dimutasi ke Kapolda Jabar selama satu tahun pada 2000-2001. Sjachroedin yang juga lulusan Sesko ABRI Kelas VIII itu kemudian diangkat menjadi Wakapolri Operasional.

Selain di kepolisian negara, lulusan Lemhamas KSA VII ini juga pernah menduduki jabatan sipil seperti Gubernur Lampung selama dua periode, yakni 2003-2008 dan 2009-2014. Termasuk Duta Besar RI untuk Kroasia periode 2017-2021.

2. Komjen Pol (Purn) Susno Duadji. Pria kelahiran Pagar Alam, Sumatera Selatan (Sumsel) 1 Juli 1954 ini juga tercatat sebagai perwira tinggi (Pati) yang menyelesaikan dinas di Polri dengan pangkat akhir Komjen Pol.

Semasa bertugas di Korps Bhayangkara, lulusan Akademi Kepolisian tahun 1977 yang berpengalaman di bidang penyidikan ini banyak menduduki jabatan penting di lembaga kepolisian nasional. Mengawali karirnya sebagai Kapolsek Wonogiri. Kemudian Sersan Polres Banyumas, Wakapolres Pemalang, Wakapolda DIY, dan Kapolda Malut.

Susno juga pernah diangkat menjadi Hubinter Sdeops Polri (bertugas di Bosnia), kemudian dipromosikan menjadi Kapolres Madiun, kemudian Kapolres Malang, Wakapolres Surabaya, Kasubbag Gaptid Dit Sabhara Polri, dan Kadiv Koordinator Babinkum.

Kariernya terus menanjak, Susno kemudian diangkat menjadi Kepala Rabkum Div Binkum Polri, Pati Yanma Polri (Asisten Direktur PPATK) dan Kapolda Jabar pada tahun 2008. Tak sampai setahun, ia menjabat sebagai orang nomor satu di Jabar. Sebagai seorang perwira polisi daerah, karirnya semakin sukses.

Susno kemudian dipromosikan menjadi Kabareskrim Polri untuk tahun 2008-2009. Kontroversinya terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hingga memunculkan istilah Cicak vs Buaya menyebabkan ia dipindahkan ke Pat Mabes Polri (non Job), kemudian Penasihat Kapolr Koorsahli hingga pensiun.

Meski sudah pensiun, Susno Duadji kerap dimintai pendapatnya atas kasus-kasus yang ramai diperbincangkan publik, seperti pembunuhan Kapolri Ferdy Sambo, dugaan korupsi jalan tol Mohammed Bin Zayed (MBZ). jalan dan kasus dugaan pembunuhan Ekky dan Vina Cirebon.

3. Kapolri (Purn) Suparni Parto. Lulusan akademi kepolisian tahun 1980 ini juga merupakan purnawirawan Kapolri dengan Kapolri terakhir. Pria kelahiran Magetan, Jawa Timur, 7 September 1956 ini memiliki pengalaman di bidang intelijen.

Selama bertugas di Korps Bhayangkara, beliau pernah menjabat sebagai Kepala Dit IPP, IPP Polda Nusra dan kemudian sebagai Direktur IPP Dit. IPP Polda Nusra, Wakapolres Tabanan, Wakapolres Badung dan Dit Pammasbang. IPP Polda Kaltim.

Ia kemudian dimutasi menjadi Direktur Intelkam Polda Bengkulu, Direktur Intelkam Polda Bengkulu, Direktur Intelkam Polda Sulawesi Selatan, dan Kepala Divisi Binwattag Pusdalops Sdeops di ke Mabes Polri. Ia kemudian diangkat menjadi Direktur Intelkam dan Keamanan Polda Metro Jaya, Kapolda Sulawesi Tengah.

Kariernya semakin sukses, ia diangkat menjadi manajer. Baintelkam Mabes Polri, Staf Ahli Kepala Ideologi BIN, Kapolda Jawa Barat pada tahun 2010. Setahun menjabat, beliau diangkat menjadi Wakil Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri dan menjadi Kabaintelkam Polri hingga tahun 2013. masa pensiunnya.

4. Komjen Pol (Purn) Putut Eko Bayu Seno Putut Eko Bayu Seno juga merupakan Pati Polri di urutan terakhir Komjen Pol. Lulusan Akpol tahun 1984 ini merupakan seorang jenderal polisi yang berpengalaman di bidang transportasi.

Beberapa jabatan strategis yang pernah dijabat pria kelahiran Tulungagung, Jawa Timur (Jatim) ini antara lain Staf PA PTIK, kemudian Sabhara Wakapolres Manado, kemudian Kapolres Manado Utara, Kapolres Manado Tengah.

Ia kemudian dimutasi sebagai guru muda di Satlantas Iklan Lalu Lintas Polri, lalu ke Kepala Dislantas Polda Jambi, di Polda Jambi Pamen, hingga saat itu Kepala Dislantas Polda Jambi. Polda Jatim, hingga Kepala Satuan Polisi Lalu Lintas. Ditlantas Ditlantas Polda Jatim. Kariernya terus menanjak, ia diangkat menjadi Kapolres Situbondo, kemudian dimutasi menjadi Kapolda Jember dan Koordinator Kapolda Jatim.

Ia kemudian dipercaya oleh Pamen Desumdama Polri sebagai asisten Presiden RI. Dari situ karirnya semakin sukses, ia diangkat menjadi Wakapolda Metro Jaya, Kapolda Banten, Kapolda Jawa Barat pada tahun 2011. Setahun kemudian, ia dimutasi menjadi Kapolda Metro Jaya, Nasional Kapolri. Keselamatan dan Keamanan hingga akhirnya menjadi Kapolri pada tahun 2017.

5. Komjen Pol (Purn) Suhardi Alius. Pria kelahiran 10 Mei 1962 ini merupakan mantan Kapolda Jabar dengan pangkat terakhir Komjen Pol. Jabatan terakhir Suhardi Alius adalah Kepala Analis Politik Bareskrim Polri.

Lulusan Akademi Kepolisian angkatan 1985 ini memiliki pengalaman di bidang penyidikan. Selama berkarir di Korps Bhayangkara, banyak pria berdarah Minang yang menduduki jabatan strategis, yakni Waka Sabhara Polrestabes Bandung, kemudian Kapolsek Cimah, Polrestabes Bandung, Kapolres Tapanul Selatan, Kapolres Langkat.

Ia kemudian dipercaya pada tahun 2001 oleh Sespri Kapolri, kemudian Wakil Direktur Reserse Kriminal Polda Metro Jaya, Kapolres Metro Depok, Bareskrimum Polrin, Kapolres Metro Jakarta Barat, dan Dirreskrimum Polda Metro Jaya Seksi II/Kepala Penyidik ​​Ekonomi Khusus.

Karirnya semakin cemerlang hingga ia kemudian dipercaya sebagai Kepala Bareskrim Polri, Wakapolda Metro Jaya, Kadiv Humas Polri, dan kemudian Kapolda Jawa Barat. Pada tahun 2013. Pada tahun yang sama, ia diangkat menjadi Kepala Bareskrim Polri, kemudian Sekretaris Lemhannas RI, Kepala BNPT RI, Kepala Analis Politik Bareskrim Polri. dan kini menjabat Komisaris Utama Taspen.

6. Komjen Pol (Purn) M. IriawanM Iriawan merupakan mantan Kapolda Jawa Barat dengan pangkat terakhir Komjen Pol. Ia tercatat sebagai lulusan Akpol tahun 1984 yang berpengalaman di bidang penyidikan.

Pria kelahiran Jakarta, 31 Maret 1962 ini merupakan salah satu perwira Polri yang memiliki karir cemerlang hingga saat ini. Beberapa jabatan strategis yang pernah dijabatnya di Polri, yakni Kapolres Sanur, lalu Kapolres Sawah Besar, Wakapolres Metro Tangerang, hingga Kapolres Tegal. Ia kemudian diangkat menjadi Wakil Direktur Reserse Kriminal Polda Metro Jaya, Direktur Reserse Kriminal Polda Metro Jaya, dan Dirbinmas Baharkam Polri.

Karir dan statusnya kian cemerlang hingga ia kemudian diangkat menjadi Kapolda NTB. Setahun kemudian, dia dimutasi ke Kapolda Jabar. Setelah dua tahun mengabdi, ia diangkat menjadi Kadivkum Polri. Kemudian Kadiv Propam Polri dan Kapolda Metro Jaya. Asisten Operasional Kapolri, Sekjen Lemhannas.

7. Komjen Pol (Purn) MoechgiyartoMoechgiyarto merupakan mantan Kapolda Jawa Barat dengan peringkat bintang tiga terakhir atau Komjen Pol. Lulusan Akademi Kepolisian tahun 1986 ini merupakan lulusan terbaik sekaligus pemenang Adhi Makayasa.

Semasa bertugas di Korps Bhayangkara, pernah menjabat Wakil Kapolres Klojen Resta Malang pada tahun 1986, kemudian Kapolsek Kedungkandang, Kapolri pada tahun 1998, Kapolres Pemalang, dan Kapolres Sleman. Ia kemudian dipercaya sebagai Wakil Direktur Reserse Kriminal Polda DIY, lalu Direktur Narkoba Polda DIY.

Dari Polda DIY dimutasi ke Kapoltabes Pekanbaru, Kapolda NTB, lalu Kadivkum Polri, Kapolda Jawa Barat pada tahun 2015. Setahun kemudian, ia diangkat menjadi Kapolda Metro Jaya, lalu Kalemdikpol, Kalemdiklat Polri. Ia kemudian diangkat menjadi Kabaharkam Polri, Inspekturwasum Polri dan terakhir menjadi Kepala Analis Kebijakan Baharkam Polri.

8. Kapolri (Purn) Agung Budi Maryoto

Agung Budi Maryoto juga merupakan mantan Kapolda Jawa Barat dengan pangkat terakhir bintang tiga atau Komjen Pol. Lulusan Akademi Kepolisian tahun 1987 ini memiliki pengalaman di bidang transportasi.

Jenderal polisi kelahiran Cilacap, Jawa Tengah, 19 Februari 1965 ini juga merupakan seorang perwira polisi yang memiliki karir cemerlang. Ia pernah menjabat sebagai Kapolsek Natuna Bungura Timur, lalu Kasatlantas Polres Kepulauan Riau, Kasatlantas Polres Pekanbaru, dan Kasatlantas Polresta Bandar Lampung.

Ia kemudian dipercaya menjalankan tugasnya sebagai Kapolres Bengkalis, Kapolres Dumai, Kapolda DIY, kemudian Dirlantas Polda Kalimantan Selatan, Dirlantas Polda Jawa Barat. Dia kemudian dipecat sebagai wakil direktur pasukan lalu lintas polisi.

Karirnya melejit, ia diangkat menjadi Kapolri Kalimantan Selatan, kemudian Kakorlantas Polri, Kapolda Sumsel, Kapolda Jawa Barat pada tahun 2017. Setelah dua tahun menjadi orang nomor satu di Polda Jabar, ia dipromosikan menjadi Kabaintelkam Polri dan mawar. hingga pangkat Kapolri. Sebelum akhirnya menjabat Irwasum Pol hingga pensiun.

9. Kapolri (Purn) Rudy Sufahriadi

Rudy Sufahriadi juga merupakan mantan Kapolda Jabar yang pangkat terakhirnya bintang tiga atau Komjen Pol. Jabatan terakhir Rudi adalah Sekretaris Jenderal Lemhannaks.

Lulusan akademi kepolisian dari satuan Brigade Mobil (Brimob) tahun 1988 ini juga tercatat sebagai perwira polisi dengan karir cemerlang dan pengalaman di bidang operasional. Ia dikirim ke operasi Tinombala dan operasi Madago Raya. Beberapa jabatan strategis pernah diembannya, seperti Komandan Tim Brimob Kie 516 Kelapa Dua pada tahun 1988.

Kemudian Komandan Kompi Brimob Kelapa Dua, Kasat Reskrim Divisi Serse Polda Metro Jaya, Danyon A Sat Brimob Polda Papua, Kapolres Poso pada tahun 2005. Baru dua bulan menjabat Kapolres Poso, Rudy “Gajah” begitu ia disapa, nyaris dibunuh oleh dua teroris Poso setelah menyelesaikan tugasnya. Sholat Subuh berjamaah di Masjid Agung Poso. Namun Rudy berhasil menghindari tembakan tersebut.

Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kanit Densus 88 Anti Teroris Polda Metro Jaya, Kapolres Jakarta Utara, lalu Direktur Pengembangan Kapasitas BNPT. Kapolda Sulawesi Tengah pada tahun 2016 dan Komandan Korps Brimob Polri.

Karirnya terus menanjak, ia diangkat menjadi Asisten Operasional Kapolri, kemudian Kapolda Jawa Barat pada tahun 2019. Setahun kemudian, ia dimutasi menjadi Kapolsek Widyaiswara Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri, Kapolda Sulawesi Tengah. Pada akhirnya, ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Lemhannas. Dalam jabatan tersebut, ia dipromosikan menjadi Panglima Polisi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours