Raih Hibah Kemendikbud, Universitas BTH Edukasi Siswa SMP tentang Kesehatan Reproduksi

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Universitas Bakti Tunas Husada (BTH) memberikan edukasi kesehatan reproduksi melalui aplikasi kuis interaktif dari SMPN 16 Tasikmalaya. Kegiatan ini mendapat pendanaan dari Rencana Penguatan Kemitraan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pengurusnya terdiri dari Anna Yuliana, dan anggotanya adalah Resha Resmawati Saleha dan Hana Diana Maria. Anna menjelaskan, mereka bertugas di SMP Negeri 16 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Baca Juga: Perindo: Pemerintah Perlu Klarifikasi PP Pemberian Kontrasepsi pada Remaja

Berdasarkan hasil komentar tersebut, ia menjelaskan bahwa salah satu permasalahan yang ada adalah terbatasnya informasi terkait pola hidup sehat, khususnya terkait kesehatan organ reproduksi. Selain edukasi, mereka juga membagikan pembalut yang merupakan kebiasaan.

Siswa mengatakan masih kurangnya pengetahuan tentang cara membersihkan alat kelamin, informasi tentang jenis-jenis pembalut, banyaknya keluhan menstruasi dan keputihan, masalah menstruasi dan juga hubungan antara perilaku seksual. sangat. Akses digital sederhana namun tidak terbatas.

“Berkaitan dengan hal tersebut, perlu adanya upaya untuk memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan organ reproduksi generasi muda, khususnya remaja putri, agar mereka dapat berpartisipasi dalam menjaga kebersihan diri, dan nantinya menjadi sebuah upaya untuk menjaga kebersihan diri. acuannya. ujarnya dalam siaran pers, Senin (19/8/2024).

Baca Juga: Polemik Cegah Kehamilan Remaja, PBNU: Jangan Sampai Isu Seks Aman Menjadi Ilegal

Dijelaskannya, pemberian konseling dengan menggunakan media tanya jawab interaktif diharapkan dapat menarik minat guru dan siswa sehingga proses penyampaian materi mudah dipahami dan menyenangkan.

“Melalui soal-soal yang diberikan, siswa dapat bernavigasi melalui media audio visual yang sesuai dengan kemajuan teknologi. Siswa dapat mencari dan mencari informasi tentang hal-hal yang ingin diketahuinya tentang kesehatan, peternakan, tanpa rasa malu dan malu,” ujarnya.

Proses evaluasi ditawarkan dalam dua tahap, yaitu pre-test dan post-test. Hasil pre-test (kriteria pra-konsultasi) menunjukkan nilai sebesar 58,3% yang menunjukkan bahwa sasaran belum mempunyai informasi yang cukup tentang kesehatan reproduksi yang sehat dan tingkat kesadaran untuk melakukan hal tersebut juga berada pada tingkat yang rendah.

Hasil post-test (kondisi pasca pembelajaran) menunjukkan 96,2 persen pengetahuan dan kesadaran siswa dan guru tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas di kalangan remaja mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan wanita SMP 26 tentang kesehatan reproduksi mengalami peningkatan yang dibuktikan dengan penyajian hasil post-test yang lebih tinggi dibandingkan pre-test.

Mahasiswa yang mengikuti kegiatan pengabdian memahami pentingnya menjaga kesehatan reproduksi, cara membersihkan alat kelamin yang benar, pentingnya pola makan yang sehat untuk melindungi organ reproduksi, berbagai jenis dan cara penggunaan pembalut yang benar dan penyakitnya. akibat penggunaan pembalut yang tidak tepat.

Kegiatan ini merupakan upaya pengembangan dan peningkatan kapasitas masyarakat yang dicapai melalui Key Performance Indicator (KPI) universitas. Diantaranya adalah guru yang melakukan kegiatan di luar kampus, masyarakat dapat mengambil manfaat dari hasil kerja guru dan siswa mendapatkan pengalaman di luar kampus. “Manfaat komprehensif ini sangat bermanfaat bagi organisasi dan mitra sasaran,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours