Kisah keluarga Indonesia Timur dalam film “Kaka Boss”

Estimated read time 3 min read

Jakarta (Antara) – Imaginary kembali menghadirkan drama komedi “Uncle Boss” karya penulis-sutradara Ari Kreting yang berkisah tentang sebuah keluarga Indonesia Timur, dan akan tayang di bioskop Indonesia pada 29 Agustus 2024.

Saat tayang perdana di kawasan Epicentrum Jakarta Selatan beberapa waktu lalu, “Paman Bos” menceritakan kisah hidup Ferdinand “Paman Bos” Omacar (Godfred Orindud), bos sebuah perusahaan jasa penagihan utang dan pengawalnya Indonesia Timur yang ditakuti di Jakarta.

Setelah bertahun-tahun berkarir di dunia bisnis, Paman Boss tiba-tiba memutuskan untuk mengubah karirnya menjadi penyanyi untuk membanggakan putrinya Angel (Glory Hilary). Menurut Angelo, profesi ayahnya hanya merendahkan dirinya dan menjadikannya bahan perbincangan di kalangan teman-temannya.

Para pemeran dan produser film “Paman Boss” baru-baru ini menghadiri pemutaran perdana film tersebut di kawasan episentrum Jakarta Selatan. (Antara/HO-Imaginari)

Paman Boss pun bertemu dengan Alan (Ernest Perkasa), seorang produser musik yang akan membantu Paman Boss menjadi penyanyi. Awalnya Allen dan rekan-rekannya ragu dengan kemampuan menyanyi Paman Bass.

Namun, Allen berusaha memenuhi permintaan Paman Boss dan membantunya memproduseri lagu tersebut. Masalah muncul ketika Angel dan Paman Boss terlibat perselisihan internal keluarga yang menyebabkan mereka berpisah.

Akankah misi Paman Boss memuliakan Alkitab berhasil?

Kisah dramatis yang dibalut komedi ringan

Seperti biasa pada film-film bergenre lain yang diproduksi oleh Imaginari, “Uncle Boss” menyuguhkan cerita drama komedi yang sangat berbeda dengan film-film bergenre sama. Ari Kreting selaku penulis dan sutradara dengan cermat menempatkan drama dan komedi dalam film tersebut sesuai dengan perannya.

Salah satu tema umum dalam film “Paman Boss” adalah hubungan ayah-anak, yang biasanya erat kaitannya dengan situasi dramatis. Namun sepertinya Arie membiarkan “komedi berdarah” itu masuk ke dalam filmnya, agar penonton tidak bosan dengan ceritanya.

Namun ada bagian yang meresahkan dalam film tersebut, terutama pada 15 menit pertama saat film dimulai. Saat film dimulai, penonton mungkin akan bertanya-tanya apa inti dari film tersebut.

Meski demikian, penonton tidak khawatir. Selain 15 menit pertama film, keseluruhan film “Paman Boss” bisa dinikmati hingga akhir, tentunya dengan cerita menarik dan komedi ringan.

Mempromosikan budaya Indonesia Timur

Ari Kreting dikenal sebagai seniman yang kerap mencintai budaya kelahirannya, yakni budaya Indonesia bagian timur. Oleh karena itu, penonton akan melihat ambisi besar Aeri melalui film “Uncle Boss”.

Faktanya, banyak dialog dalam film tersebut yang menggunakan bahasa Indonesia Timur atau Timur. Meski Erie tidak menyertakan subtitle atau makna kalimat dalam filmnya, namun penonton bisa memahami kata-kata dan komedinya.

Selain dialog dalam pemerintahan Indonesia Timur, “Paman Bos” juga mengekspresikan keindahan budaya Indonesia Timur melalui gaya pakaian dan penampilan setiap karakternya. Sebut saja keunikan kain Westra Papua yang dikenakan sosok dayang (Putri Nira).

Dalam adegan apa pun yang dilakukan istri Kaka Malik, penonton bisa saja “salah fokus” karena pakaian yang dikenakannya. Penonton juga akan terkesan dengan karakter Reggie (Mamat Al-Khatri) dan sikapnya yang ramah.

Dibintangi oleh sejumlah aktor berbakat

Melihat poster Kaka Boss, penonton mungkin mengira film tersebut akan membosankan karena tidak adanya aktor populer. Ari Kretting bisa disebut sebagai sutradara yang “nekat” karena berani mengambil risiko dengan menghadirkan aktor baru di filmnya.

Misalnya Godfred Orindode (Paman Bos) yang baru pertama kali bermain di film drama, atau Glory Hilary (Angel) yang baru pertama kali terjun ke dunia akting. Nyatanya, upaya Ari menggaet pemain tersebut sangat sukses.

Kalau dipikir-pikir, mungkin film “Paman Bos” tidak akan lucu jika Arie tidak memilihnya. Individualitas aktor dan gayanya yang mudah dikenali menjadi salah satu keunggulan film “Paman Boss”.

Sedangkan “Paman Bos” dibintangi oleh Godfrey Orindode, Glory Hilary, Mamat Al-Katri, Abdul Arsiad, Putri Neri, Ernest Perkasa, Noela Mikhelia, Oriel Mayuri, Chun “Funky Papua”, Elsa Japsal, Guy Pamongkas, Prisca T. Baru Sego Rigoldaya. dan Prisca te baro sego Rigoldia lolata.

Diproduseri Ernst Perkasa dan Deepa Indika, film ini akan tayang serentak di bioskop Indonesia mulai 29 Agustus 2024.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours