Begini Cara Mobil China Kalahkan Merek Jepang di Pasar Asia Tenggara

Estimated read time 2 min read

Sampai

Mobil listrik di Tiongkok memiliki keunggulan kompetitif dalam hal harga, menjadikannya lebih menarik dibandingkan pesaing mereka yang lebih mahal di Barat dan Asia.

Menurut Badan Energi Internasional, Tiongkok akan memiliki 60 persen kendaraan listrik dunia pada tahun 2023.

Hal ini mencerminkan kuatnya kehadiran Tiongkok di pasar mobil listrik, baik dari segi volume maupun penjualan.

Berbagai merek China seperti BYD, MG, NIO, GAC Motor, Li Auto, Geely dan Chery milik SAIC Motor Corp menguasai lebih dari 53% pasar kendaraan listrik global.

Produsen kendaraan listrik di Tiongkok memperluas operasi mereka di Asia Tenggara, meningkatkan permintaan kendaraan listrik dan berinvestasi pada produk untuk memperkuat posisi mereka.

Selama tiga tahun terakhir, Tiongkok telah meningkatkan nilai ekspor listriknya sebesar dua kali lipat, dari US$8,59 miliar pada tahun 2021 menjadi US$34,13 miliar pada tahun 2023.

Dominasi Tiongkok di pasar kendaraan listrik (EV) di Asia Tenggara dapat disebabkan oleh beberapa faktor utama:

Produsen mobil Tiongkok, khususnya BYD, telah memasuki pasar Asia Tenggara dan berinvestasi besar-besaran pada merek lokal. Misalnya, produsen mobil Tiongkok telah berkomitmen lebih dari USD 1,44 miliar untuk membangun pembangkit listrik baru di Thailand.

Perusahaan mobil listrik di Tiongkok menggunakan teknologi terkini dan efektivitas biaya untuk tetap berada di depan pesaing mereka. Termasuk menawarkan kendaraan listrik yang lebih murah dibandingkan merek Barat dan Asia lainnya.

Perusahaan Tiongkok menjalin kemitraan distribusi dengan perusahaan regional yang lebih besar, memfasilitasi perluasan pasar dan jaringan.

Beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Thailand dan Indonesia, telah menerapkan langkah-langkah untuk mempromosikan kendaraan listrik dan menarik investasi baru. Subsidi ini menjadi daya tarik besar bagi investor Tiongkok yang ingin memperluas pasarnya.

Permintaan kendaraan listrik berkembang pesat di Asia Tenggara, dengan penjualan kendaraan listrik meningkat dari tahun ke tahun di negara-negara seperti Thailand, Vietnam, Indonesia dan Malaysia.

Permintaan ini sebagian besar dipenuhi oleh perusahaan-perusahaan Tiongkok, dengan pangsa pasar mereka di sektor ini meningkat dari 38 persen pada tahun 2022 menjadi 75 persen pada tahun 2023.

Sektor ini bergantung pada impor dan beban keuangan yang terkait membuat listrik menjadi efisien. Tren ekonomi ini terus mendorong kendaraan listrik, sehingga menguntungkan produsen mobil Tiongkok.

Secara keseluruhan, investasi Tiongkok, keunggulan teknologi dan kapasitas produksi serta meningkatnya permintaan terhadap operasional dasar telah menyebabkan negara tersebut mendominasi pasar kendaraan listrik di Asia Tenggara.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours