Penjabat presiden Myanmar sakit parah, alihkan tugas kepada junta

Estimated read time 2 min read

Ankara (ANTARA) – Perdana Menteri Myanmar Min Shwe berganti jabatan dan menjadi kepala pemerintahan karena sakit parah, media lokal melaporkan, Selasa.

Pemimpin Myanmar berusia 73 tahun itu menderita keterbelakangan mental yang parah dan kekurangan gizi, membuatnya tidak mampu mengelola urusan pemerintahan dan menjalankan tugas penting sehari-hari.

Kantor Berita Myanmar melaporkan pada bulan November bahwa tanggung jawabnya terkait pertahanan dan keamanan nasional telah dialihkan kepada ketua Dewan Pemerintahan Negara Myanmar, badan militer yang bertanggung jawab sejak kudeta tahun 2021.

Pekan lalu, media negara tersebut memberitakan bahwa Sveg menerima perawatan rutin dari tim khusus di rumah sakit. Swedia telah didiagnosis menderita keterbelakangan mental dan malnutrisi sejak awal tahun 2023.

“Dia menderita neuropati dan neuropati perifer,” kata kantor tersebut, yang menunjukkan bahwa Swe tidak dapat melakukan tugas sehari-hari, termasuk makan.

Perkembangan ini terjadi seminggu sebelum dewan negara Myanmar bersidang untuk memperpanjang keadaan darurat yang diberlakukan sejak militer Myanmar mengambil alih kekuasaan pada Februari 2021.

Sebelumnya, Shwe Aung San Suu Kyi menjabat sebagai wakil presiden pada pemilu demokratis.

Peraih Hadiah Nobel Perdamaian Suu Kyi adalah pemimpin de facto Myanmar sebelum dia digulingkan dalam kudeta militer pada Februari 2021.

Setelah kudeta, militer mengangkat Myint Swe sebagai presiden, menggulingkan Suu Kyi dan partai Liga Nasional untuk Demokrasinya.

Sumber: Anadolu

Masyarakat Myanmar sedang berjuang melawan panasnya cuaca

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours