Rusia Sebut Presiden Negara Uni Eropa Berbicara seperti Teroris

Estimated read time 2 min read

MOSKOW – Klaim Presiden Ceko Peter Pavel bahwa pipa gas Nord Stream adalah “target yang sah” bagi Ukraina terdengar seperti teroris internasional, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.

Pernyataan itu disampaikan Pavel sebagai tanggapan atas artikel Wall Street Journal yang melaporkan pekan lalu bahwa Kiev melakukan sabotase pada September 2022 untuk melemahkan upaya pengangkutan gas alam Rusia ke Jerman dan wilayah lain di Eropa Barat.

Presiden Ceko mengatakan dalam wawancara dengan kantor berita Novinky.cz pada Rabu (21 Agustus 2024) bahwa jika serangan Nord Stream “bertujuan untuk mengurangi pasokan gas dan minyak ke Eropa dan aliran uang kembali ke Rusia.” .. Ini akan menjadi tujuan yang sah (untuk Ukraina).

Namun, Pavel bersikeras bahwa dia tidak memiliki bukti “konklusif” bahwa Kyiv berada di balik sabotase tersebut.

Menanggapi pernyataan Pavel, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Zakharova menulis dalam sebuah unggahan Telegram pada hari Rabu bahwa pernyataan tersebut “keterlaluan, bahkan untuk seorang tokoh yang eksentrik dan pinggiran.”

“Sebelumnya, ‘gagasan’ seperti itu hanya diajukan oleh perwakilan organisasi teroris internasional terlarang,” tegas Zakharova.

Misalnya, Zakharova menyampaikan seruan dari tokoh-tokoh senior ISIS (sebelumnya dikenal sebagai ISIS) dan al-Qaeda agar para pendukung mereka menargetkan Amerika Serikat, yang menurut diplomat Rusia serupa dengan pernyataan yang dibuat oleh presiden Ceko.

Sumber di Wall Street Journal mengatakan Presiden Ukraina Zelensky awalnya menyetujui serangan terhadap pipa Nord Stream tetapi kemudian mencoba membatalkannya karena tekanan dari CIA.

Namun, panglima Ukraina saat itu, Valery Zaluzhny, diduga mengizinkan operasi tersebut dilanjutkan.

Pada hari yang sama ketika media AS menerbitkan artikel ini, Jerman mengeluarkan surat perintah penangkapan pertamanya sehubungan dengan ledakan Nord Stream.

Menurut laporan media, satu tersangka diidentifikasi sebagai “Vladimir Z”, yang diyakini adalah instruktur selam Ukraina.

Kyiv membantah terlibat dalam sabotase Nord Stream, dan bersikeras bahwa Rusia meledakkan infrastrukturnya sendiri. Moskow menolak tuduhan itu dan menyebutnya “konyol.”

Pejabat senior Rusia, termasuk Presiden Vladimir Putin, sebelumnya menyalahkan Amerika Serikat sebagai kemungkinan penyebab ledakan Nord Stream.

Mereka berpendapat bahwa Washington mempunyai kemampuan teknis untuk melakukan tindakan tersebut dan akan mendapatkan keuntungan maksimal, mengingat serangan tersebut mengganggu pasokan energi Rusia ke UE dan memaksa Rusia untuk beralih ke gas alam cair yang lebih mahal yang dipasok oleh AS.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours