Prasasti Talan, Peninggalan Raja Kediri Tentang Pembebasan Pajak Dua Desa

Estimated read time 2 min read

Prasasti Talan merupakan salah satu prasasti yang dikeluarkan oleh Prabu Jayabaya, Raja Kediri. Prasasti Talan memuat informasi bahwa penduduk desa Talan yang termasuk wilayah Panumbangan (thani watek panumbangan) pergi menghadap raja.

Mereka memajang sebuah prasasti di atas daun lontar, dengan stempel kerajaan Garudamukha, yang mereka terima dari Bhațara Guru pada tahun 961 Saka atau 27 Februari 1040 Masehi.

Mereka meminta agar prasasti tersebut dipindahkan ke batu dan ditambah dengan hadiah dari Raja Jayabaya sendiri. Pasalnya, masyarakat Desa Talan telah menunjukkan kesetiaannya yang setinggi-tingginya kepada raja, dikutip dari “Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Purba”.

Permintaan tersebut dikabulkan dan prasasti tersebut dipindahkan ke sebuah batu dengan stempel kerajaan Narasingha, dan Raja Jayabaya menambahkan hadiah berupa berbagai keistimewaan khusus.

Sayangnya pada prasasti tersebut tidak dijelaskan jasa apa saja yang diberikan penduduk desa Talan Bhatara kepada Sang Guru, yaitu Airlangga, dan kepada Raja Jayabaya.

Raja berikutnya adalah Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Sarwweswara Janarddhanawatara Wijayagrajasama Singhanadaniwäryyawiryya Parakrama Digjayotunggadewanama. Kedua prasasti tersebut merupakan prasasti Padlegan II tahun 1081 Saka atau tanggal 23 September 1159 Masehi.

Kemudian prasasti Kahyunan tahun 1082 Saka (23 Februari 1161 M), belum terbit.

Sebab pada tahun 1169 M muncul nama raja lain yaitu Sri Maharaja Rakai Hino Sri Aryyeswara Madhusudanawatararijaya Mukha niwaryya Parakramotunggadewanama.

Dua prasasti Sakalabhuwana [tuşțkaraṇa] dari raja ini konon diketahui, yaitu prasasti dari desa Měleri, Kabupaten Blitar, pada tahun 1091 Saka, 3 September 1169 M, dan prasasti Angin tahun 1093 Saka atau 13 Maret 13 Masehi.

Namun sayangnya keduanya belum dipublikasikan. Stempel kerajaannya adalah lukisan Ganesha. Raja yang muncul selanjutnya dalam prasasti tersebut adalah Sri Maharaja Sri Kroncaryyadipa Handabhuwanamalaka Parakramanindita Digjayotungga, pada tahun Saka 1103 (19 November 1181 M).

Prasasti ini berisi informasi tentang i Gandra. Satu-satunya prasasti dari raja ini adalah prasasti Jaring untuk penduduk desa Jaring di daerah tersebut, tua dan muda yang telah datang ke hadapan raja melalui senapati sarwwajala atau sama dengan panglima angkatan laut.

Di sana dijelaskan bahwa penduduknya pernah mendapat hadiah dari raja sebelumnya, namun ternyata hingga saat itu mereka belum bisa menikmatinya secara maksimal. Karena mereka telah menunjukkan kesetiaannya kepada raja.

Salah satu dari mereka mempertaruhkan jiwa dan raga melawan musuh raja, permintaan itu dikabulkan. Raja memerintahkan dibuatnya prasasti di atas batu yang berisi ketentuan pembebasan desa Jaring di wilayahnya.

Kewajiban membayar berbagai jenis pajak sesuai perintah raja sebelumnya kemudian ditambah dengan pemberian dari Raja Kroncaryyadipa sendiri.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours