Istana di IKN dinilai jadi panutan multi disiplin ilmu

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Arsitek Universitas Kristen Indonesia, Istana Negara, dan Istana Garuda (Gedung Kepresidenan) Dinar Ari Vijayanti melihat Kalimantan Timur sebagai model karena menerapkan pembangunan pengetahuan multidisiplin. Diterima

“Tidak hanya arsitekturnya saja, tapi struktur dan keamanannya juga harus diperhatikan,” kata Dinar di Jakarta, Jumat.

Dinar yang juga aktif sebagai Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) mengatakan, Dengan demikian, keraton di IKN merupakan karya yang tidak hanya indah, tetapi juga cerdas, handal, praktis dan teladan. konstruksi yang bermakna

Sebelumnya, dalam seminar daring, Direktur Tata Letak Departemen Konstruksi Kementerian Cipta Karya, Perumahan Rakyat, dan Perumahan Rakyat Diana Kusumastuti menjelaskan, kehadiran kedua istana ini telah menempuh perjalanan panjang mulai dari perencanaan hingga pembangunannya.

Diawali dengan lomba desain pada 28 Maret 2022 yang dimenangkan oleh arsitek Dalyana Suryabinatha, ujarnya.

“Jika ada yang menunjukkan mengapa bangunan ini terlihat seperti ini, itu karena banyak pendekatan yang telah diambil dalam hal keindahan, bangunan cerdas, keandalan, efisiensi, dan biaya,” kata Diana.

Bahkan ia mengaku sudah berkonsultasi dengan pihak keamanan Presiden, termasuk TNI/Polri, untuk kepentingan keamanan.

Tak hanya itu, lanjutnya, simbol nasionalisme, stabilitas, dan jati diri bangsa harus ditanamkan di dalam bangunan Istana.

Dikatakannya, di Amerika dikenal dengan Gedung Putih, kemudian bagi IKEN lambang burung Garuda yang kemudian diidentifikasi dengan karya Neumann Nuarta.

Ia juga mengatakan, interior, eksterior, dan lanskap harus mencerminkan bangunan ramah lingkungan yang sesuai dengan kondisi lingkungan IKN.

Bentuk burung Garuda yang menjadi simbol keberagaman Indonesia akhirnya dipilih oleh Presiden Joko Widodo untuk memangku jabatan Presiden Indonesia.

Pematung Neumann Novarta yang hadir dalam seminar tersebut mengatakan, desain awal Gedung Kepresidenan berupa monumen elang seluas 334.200 meter persegi di atas lahan seluas 55,7 hektare sehingga terlihat kokoh. Rangka baja dengan cangkang tembaga kuningan

Katanya: Berdasarkan pengalaman panjang, zat ini dikatakan mengalami proses oksidasi sehingga warnanya berubah menjadi hijau yang menarik.

Budaya Indonesia

Rudy Dodo, desainer interior Istana Kepresidenan, mengatakan interior ruangan menggunakan warna-warna natural yang dipadukan dengan seni tropis modern dan unsur budaya Indonesia.

Visi tersebut kemudian dipercayakan kepada arsitek Sohertini Sekartzakarini. Diberikan

Menurutnya, pemandangan tersebut berkonsep kompleks istana yang terletak di tengah hutan tropis lebat di sepanjang garis perbukitan.

Untuk itu, menurutnya, desain awal menggunakan kawasan hutan untuk menciptakan lingkungan hijau di sekitar Istana dan sesuai dengan aktivitas Presiden.

Ia menambahkan, penciptaan ruang terbuka dan vegetasi di sekitar keraton mengikuti tema hutan kota untuk memberikan kesan kawasan bersejarah.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours