China minta Filipina pindahkan kapal perang dari Laut China Selatan

Estimated read time 3 min read

Beijing (ANTARA) – Pemerintah China meminta Filipina segera memindahkan kapal perangnya yang sengaja ditenggelamkan di Laut China Selatan, yakni BRP Sierra Madre.

“Kami terus meminta Filipina untuk menghapus kapal perang yang dilarang berlayar di Ren’ai Jiao dan berhenti merusak ekosistem di Ren’ai Jiao,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian pada konferensi pers di Beijing, Tiongkok pada . Rabu.

BRP Sierra Madre adalah kapal pendarat tank era Perang Dunia II, yang sengaja ditenggelamkan oleh Filipina pada tanggal 9 Mei 1999, sebagai bagian dari klaim kedaulatannya atas Second Thomas Shoal atau “Ayungin Shoal” sebagaimana Tiongkok menyebutnya ” Ren’ai”. Jiao” di terumbu karang Kepulauan Spratly yang menjadi sengketa Tiongkok dan Filipina, serta beberapa negara Asia Tenggara lainnya.

South China Sea Ecological Center, Kementerian Sumber Daya Alam China telah mengeluarkan pernyataan berdasarkan penelitian pada April-Juni 2024 bahwa BRP Sierra Madre telah menyebabkan kerusakan lingkungan sekitar, termasuk terumbu karang.

“Ren’ai Jiao adalah bagian dari Nansha Qundao Tiongkok. Kami sangat mementingkan perlindungan sistem terumbu karang Nansha Qundao dan lingkungan laut di sekitar pulau-pulau dan terumbu karangnya, dan kami mengambil langkah-langkah efektif dalam hal ini,” tambah Lin Jian . .

Laporan tersebut, menurut Lin Jian, memperjelas bahwa BRP Sierra Madre dan berbagai kegiatannya merupakan pihak yang paling bertanggung jawab atas rusaknya ekosistem terumbu karang di Ren’ai Jiao.

“Ini merupakan kesimpulan berdasarkan fakta dan penyelidikan ilmiah, sedangkan Laporan Evaluasi Ekologi Laut dan Status Lingkungan Huangyan Dao yang juga diterbitkan baru-baru ini merupakan contoh lain betapa seriusnya Tiongkok dalam menjaga lingkungan ekologi di kawasan Huangyan Dao karena dia berkata Lin Jian.

Pemerintah Tiongkok mengklaim hak kedaulatan dan yurisdiksi atas pulau-pulau yang disebut “Nanhai Zhudao” di Laut Cina Selatan, yaitu antara lain Dongsha Qundao, Xisha Qundao, Zhongsha Qundao dan Nansha Qundao atau lebih dikenal dengan Kepulauan Pratas, Kepulauan Paracel, Kepulauan Spratly, dan Macclesfield. Daerah tepi.

Huangyan Dao, juga dikenal sebagai Pulau Scarborough, juga merupakan bagian dari wilayah yang disengketakan oleh Tiongkok dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, namun berada di tempat yang berbeda dengan Ren’ai Jiao. Di Huangyang Dao tidak ditemukan sianida yang biasanya digunakan untuk menggembleng dan membuat cat, seperti yang ditemukan di kawasan Ren’ai Jiao.

Filipina telah menempatkan kapal BRP Sierra Madre yang diklaim Filipina berada di zona ekonomi eksklusifnya dan secara rutin merotasi pasukan serta mengirimkan logistik ke kapal tersebut.

Hasil penelitian Pusat Ekologi Laut Cina Selatan dan Lembaga Penelitian Pembangunan Laut Cina Selatan di bawah Kementerian Sumber Daya Alam dengan menggunakan deteksi satelit dan observasi lapangan di 18 stasiun survei terumbu karang menunjukkan tutupan karang hidup dan kekayaan spesies di lereng tersebut. Laguna di sekitar kapal jauh lebih rendah dibandingkan lereng di bagian laut lainnya.

Struktur komunitas invertebrata di Ren’ai Jiao menjadi tidak seimbang, terutama di sekitar kapal militer. Kandungan logam berat, fosfor anorganik terlarut (DIP) dan minyak sangat tinggi. Selain itu, puing-puing, termasuk jaring ikan, kerap ditemukan di kawasan tersebut.

Berdasarkan pengkajian dan analisis lapangan, kapal militer tersebut terbukti merusak keanekaragaman, stabilitas, dan kelestarian ekosistem terumbu karang karena perluasan pangkalan kapal secara signifikan menghambat pertumbuhan dan pemulihan karang di sekitarnya.

Sejak tahun 1999, lambung kapal mengalami korosi parah akibat kerusakan karat. Personil membuang sampah rumah tangga, membakar sampah dan sampah di air serta melakukan kegiatan penangkapan ikan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama.

Selain itu, berdasarkan analisis citra penginderaan jauh, dibandingkan kondisi tahun 2011 dan 2024, tutupan terumbu karang di Ren’ai Jiao mengalami penurunan sekitar 38,2 persen. Sedangkan tingkat penurunan terumbu karang di sekitar kapal dalam radius 400 meter dari kapal itu sendiri mengalami penurunan sebesar 87,3 persen.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours