Bapanas entaskan kemiskinan ekstrem dengan intervensi pangan

Estimated read time 3 min read

JAKARTA (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (PAPANAS) terus berupaya mengentaskan kemiskinan ekstrem di seluruh Indonesia dengan mengintensifkan intervensi untuk mengendalikan kerawanan pangan pada rumah tangga rentan.

“Intervensi sedang dilaksanakan untuk mengendalikan kerawanan pangan melalui distribusi bantuan pangan kepada rumah tangga rawan pangan, khususnya 10 persen kelompok pengeluaran termiskin, sebagai tujuan upaya percepatan pemberantasan kemiskinan ekstrim,” kata pemimpin Babanas, Arif. Prasetio. Uday dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Arif mengatakan Papanas mendukung upaya percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem pada tahun 2024 melalui kegiatan intervensi yang bertujuan mengendalikan kerawanan pangan, yang diharapkan dapat mendorong penurunan kemiskinan ekstrem menuju nol persen.

“Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang tertuang dalam Instruksi Presiden atau Inpres Nomor 4 Tahun 2022 tentang percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem,” kata Arif.

Atif mengatakan, pihaknya meluncurkan penyaluran bantuan pangan secara simbolis pada Rabu (6/12) dalam rangka kegiatan intervensi pengendalian kerawanan pangan tahun 2024 di Cilacap, Jawa Tengah.

Menurut dia, pemberian bantuan pangan bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran kepala rumah tangga (KK), mengentaskan daerah rawan rawan pangan, dan memperkuat daerah ketahanan pangan.

Ia mengatakan upaya pengentasan kemiskinan akan berdampak nyata pada pengurangan kerawanan pangan.

Arif mengatakan, “Masalah ini tidak ada kaitannya dengan politik karena misi negara adalah mensejahterakan rakyat.”

Hal ini ditegaskannya, sejalan dengan amanah yang diberikan Badan Pangan Nasional berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2021, karena salah satu tugasnya adalah melaksanakan tugas penyediaan, pengelolaan, dan penyaluran bantuan pangan.

Pada tahun 2024, intervensi menyasar 20 kabupaten/kota di 8 provinsi sebagai lokasi intervensi, dimana bantuan pangan akan diberikan kepada 45.000 rumah tangga di 233 desa yang teridentifikasi berdasarkan nama dengan sumber data yang menyasar Percepatan Pengentasan Kemiskinan Ekstrem ( P3KE). ) dari Kementerian Koordinator PMK.

“Kami berharap pilot project ini dapat mendorong pemerintah daerah, dalam hal ini 20 kabupaten dan 8 provinsi, untuk melanjutkan dan mereplikasi kegiatan serupa dengan dukungan APBD, sehingga ketahanan pangan dan status gizi masyarakat meningkat.” Dia berkata.

Pemilihan pilot project dan insentif di 20 kabupaten/kota di 8 provinsi didasarkan pada indikator prevalensi gizi buruk, wilayah rawan kerawanan pangan, dan prioritas 2-3 pada Peta Pangan Nasional (FSVA) 2023.

Berdasarkan Asesmen Ketahanan Pangan dan Kekerasan Pangan tahun 2022, lanjut Arif, terdapat 74 kabupaten/kota rawan kerawanan pangan, yang kemudian meningkat menjadi 68 kabupaten/kota pada tahun 2023.

“Melalui intervensi pemantauan dan program lain yang bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan pangan, jumlah kabupaten rentan kerawanan pangan semakin berkurang dan berdasarkan target Sistem Ketahanan Pangan dan Kependudukan menjadi 62 kabupaten/kota pada tahun 2024,” kata Arif. .

Ia juga meminta agar penyaluran bantuan pangan oleh pemerintah daerah menggunakan sumber daya pangan lokal yang disesuaikan dengan budaya konsumsi masyarakat dan kearifan lokal serta menciptakan sinergi antar sektor.

Menurutnya keberhasilan dan tercapainya tujuan kegiatan tentunya tidak lepas dari dukungan dan kerjasama lintas sektoral, baik antara pusat maupun provinsi dan kabupaten/kota, terutama dalam pengawasan kegiatan agar terkelola dengan baik dan akuntabel. Kepada penerima yang dituju.

“Tetap berpegang pada prinsip 6T yaitu tepat tujuan, tepat kuantitas, tepat waktu, tepat kualitas, tepat harga, dan tepat pengelolaan, sehingga sejalan dengan tata kelola yang baik,” kata Arif.

Arif menambahkan, Papanas juga gencar menyalurkan bantuan pangan beras sebanyak 10 kilogram kepada 22 juta rumah tangga penerima manfaat (KPM) yang akan dilanjutkan pada tahap ketiga pada Agustus, Oktober, dan Desember 2024.

Selain bantuan pangan berupa daging ayam dan telur ayam kepada 1,4 juta keluarga berisiko stunting (KRS) yang juga dilakukan Papanas melalui Agen Kerawanan Pangan dan Gizi Direktorat Pengendalian Kerawanan Pangan, sebagai dukungan dan intervensi finansial. mengendalikan kerawanan pangan,” kata Arif.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours