Menlu RI dorong Korsel kembangkan ekosistem EV di ASEAN

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mendorong Korea Selatan untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik (EV) di kawasan Asia Tenggara sebagai salah satu bidang penguatan kerja sama dalam rangka memperingati 35 tahun terjalinnya hubungan ASEAN dan Korea. .

Pernyataan tersebut disampaikan Retono pada Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN-Korea di Vientiane, Laos, Jumat, sebagai tindak lanjut deklarasi pengembangan ekosistem kendaraan listrik regional yang disepakati para pemimpin ASEAN+3 pada masa kepemimpinannya di Indonesia tahun lalu. tahun yang diumumkan .

“Untuk menciptakan kawasan yang lebih hijau di masa depan, penting bagi ASEAN untuk meningkatkan pemanfaatan dan kemampuan kreasinya.”

“Teknologi terkini khususnya kendaraan listrik,” kata Kementerian Luar Negeri RI melalui keterangan tertulis.

Tn. Retono menjelaskan, pasar kendaraan listrik ASEAN terus berkembang hingga nilainya mencapai US$1,14 miliar (sekitar 18,6 triliun rupiah) pada tahun ini.

Pada tahun 2029, pasar kendaraan listrik di Asia Tenggara diperkirakan akan tumbuh hingga $4,7 miliar (kira-kira Rs. 76,6 triliun).

Merujuk pada kemungkinan tersebut, Menlu Retno mendesak ASEAN dan Korea Selatan untuk mengembangkan ekosistem EV, terutama dengan memanfaatkan keunggulan komparatif negara-negara anggota ASEAN dan diversifikasi investasi khususnya infrastruktur EV, mendorong kita untuk melakukan kerja sama.

Kerja sama ini juga dapat dilakukan dengan mengembangkan standar teknologi, menarik partisipasi sektor swasta, dan membangun ekosistem dan rantai pasokan EV yang kuat.

Selain mempererat kerja sama kedua negara, Menlu ASEAN dan Korea Selatan juga membahas ketegangan di Semenanjung Korea.

“Meski kita harus menyikapi situasi di Semenanjung Korea secara tegas dan bijaksana, saluran komunikasi dan dialog harus tetap terbuka,” kata Menlu Retno.

Oleh karena itu, menurut Retno, ASEAN dan Korea Selatan harus menjadi yang terdepan untuk terus mendorong pembangunan kawasan.

Beliau juga mengatakan bahwa ASEAN dan Korea Selatan harus memperkuat upaya mereka untuk membangun arsitektur regional yang terbuka, transparan dan inklusif, terutama melalui penerapan Mekanisme ASEAN, kata Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama (TAC) dan posisi ASEAN terhadap India. – Samudera Pasifik (AOIP).

Menlu Indonesia secara khusus meminta Korea Selatan untuk menegaskan kembali dukungannya terhadap masalah Palestina, termasuk mendorong gencatan senjata permanen dan distribusi bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.

Saya berharap Korea Selatan dapat segera mengakui Palestina dan memberikan dukungan terhadap keanggotaan penuh Palestina di PBB, kata Retono.

Pada Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN-Korea di Vientiane, mereka juga mempersiapkan peluncuran Kemitraan Strategis Komprehensif ASEAN-Korea, yang akan diresmikan pada KTT ASEAN-Korea pada Oktober tahun depan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours