Sejarah Bonek Mania, suporter militan Persebaya Surabaya

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Suporter merupakan bagian penting dalam sepak bola, seperti halnya Bonek Mania, komunitas pecinta sepak bola yang terkenal setia dan bersemangat mendukung klub kesayangannya. Punik memiliki akar yang kuat dalam sejarah sepak bola Indonesia. Merupakan singkatan dari kata “Bondo Nekat” yang berarti “Anak Ni Katrim” dalam bahasa Jawa. Bonek Mania bermula dari semangat para suporter sepak bola Surabaya untuk mendukung tim kebanggaannya, Persebaya Surabaya.

Belum diketahui siapa yang pertama kali memberikan julukan “Bonek Mania” kepada kelompok suporter Brisbane ini.

Namun istilah tersebut mulai populer pada era 1980-an dan 1990-an, saat Persabaya sedang berada di puncak performanya di Liga Indonesia.

Menurut sumber resmi, sejak awal tahun 1980-an, organisasi Punisia tumbuh menjadi organisasi pendukung yang tidak menunjukkan dukungannya di lapangan, tetapi juga di luar lapangan melalui berbagai kegiatan sosial dan budaya.

Namun menurut berbagai sumber yang beredar di media sosial, kata “Ponic” awalnya berasal dari tradisi suporter Barsbaya yang merantau ke kota lain untuk memberikan dukungan langsung kepada timnya.

Saat itu, Persebaya yang berhasil lolos ke babak perempat final liga harus bertanding di Stadion Senayan yang kini bernama Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta.

Ratusan pendukung diangkut dari Surabaya ke Jakarta menggunakan berbagai moda transportasi seperti bus, kereta api, dan pesawat.

Mereka dijadwalkan melakukan perjalanan bersama, pertama pada musim 1986-87 dan kemudian saat tim memenangkan kejuaraan pada musim 1987-88. Saat itu, kata “boneka” belum dikenal. Dapat disimpulkan bahwa secara historis julukan Bonik (Bundu Nikat) diberikan kepada kelompok suporter Persebaya Surabaya karena kehadirannya yang selalu mendukung setiap pertandingan tim Persebaya di luar kota Surabaya. Bonnik dikenal karena antusiasme dan komitmennya yang luar biasa untuk mendukung tim Brisbane, terlepas dari apakah mereka menang atau kalah.

Bonek Mania tidak hanya menjadi kekuatan besar di lapangan, namun juga di masyarakat Surabaya. Mereka sering mengadakan acara amal, acara sosial, dan kampanye komunitas untuk mendukung pendidikan, lingkungan, dan isu sosial lainnya. Dengan kehadirannya yang dahsyat dan suaranya yang keras, Bonek Mania telah menjadi simbol budaya sepak bola Indonesia. Dengan berbagai sisi positifnya, Bonek Mania terus menunjukkan bahwa semangat para penggemarnya tidak hanya soal sepak bola, tapi juga soal persatuan, kebanggaan, dan komitmen terhadap masyarakat.

Dukungan mereka tidak pernah surut dan terus menginspirasi banyak penggemar sepak bola di seluruh tanah air.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours