Darul Muttaqien Open, Ajang Persaudaraan untuk Membangun Peradaban Islam

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Pondok Pesantren Darul Muttaqien kembali menghadirkan Darul Muttaqien Open (DMO). Darul Muttaqien Open merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi di bidang olah raga, bahasa dan seni.

Terdapat 99 lembaga pendidikan untuk pelajar laki-laki dan 85 lembaga pendidikan untuk pelajar perempuan. Kegiatan olahraga ini berlangsung selama 5 hari, mulai tanggal 27 hingga 31 Agustus 2024.

Dalam bidang olah raga terdapat beberapa jenis perlombaan seperti sepak bola, futsal, basket, tenis meja, dan lain-lain. Lomba linguistik yang dipertandingkan adalah pidato dalam tiga bahasa (Arab, Inggris dan Indonesia), sejarah (Arab dan Inggris), da’i cilik, dll.

Baca juga: Gagak XIV Santri Putri, Merajut Ukhuwah Islamiyah Melalui Lomba Pramuka

Sementara di bidang seni, terdapat lomba kaligrafi dan grafiti, serta lomba seni digital, termasuk lomba fotografi dan videografi.

Selain untuk kompetisi, kegiatan ini diadakan dengan tujuan untuk menjaga tali silaturahmi antara pesantren dengan sekolah-sekolah di Jawa Barat, Jakarta, dan Banten. Demikian disampaikan Ananda Oktavian Rizki Pratama Santri kelas 6 TMI yang dipercaya berperan sebagai pengawas upacara.

“Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan semangat kepemimpinan dan persaudaraan Islam”, dalam keterangan resmi, Kamis (29/8/2024).

Baca Juga: Ratusan Peserta Ikuti Lomba Kemah Edukasi dan Penguatan di Pondok Pesantren Darul Muttaqien

Hal serupa juga disampaikan Ketua TMI Ust. Hendrizal Rasyid dalam sambutannya juga menjelaskan kepada seluruh peserta bahwa kita semua adalah sebuah persaudaraan, sebuah ikatan yaitu ikatan iman dan ikatan kebangsaan, bahwa kita sama-sama generasi penerus bangsa.

“Seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW dalam hidupnya membangun peradaban Islam, DMO adalah wadah persatuan, wadah persaudaraan dan wadah solidaritas untuk menjadi pejuang tangguh yang siap bersaing di kancah internasional,” kata Ananda Oktavian.

Beliau juga mengajak dan menyampaikan “Jangan sampai kita menjadi generasi yang lemah mental, lemah fisik, yang akhirnya merugikan diri sendiri,” imbuhnya.

Manajer TMI juga mengingatkan bahwa kompetisi ini bukan hanya soal pertarungan fisik. “Ini bukan sekedar soal fisik atau bakat, minat atau bakat, tapi juga soal kecerdasan spiritual. Yang dibutuhkan bukan hanya kekuatan fisik, kemampuan seni dan bahasa, tetapi juga kecerdasan spiritual, kecerdasan spiritual, karakter dan kepribadian.” dia menjelaskan.

Sementara bagi pihak perempuan, Ustazah Qathrunnada yang ditunjuk sebagai pengawas upacara sangat berharap agar kompetisi ini juga dapat dijadikan sebagai ajang pembelajaran, baik secara personal maupun institusi.

“Kami sangat ingin belajar banyak, bertukar pengalaman, saling mengenal, saling belajar, membangun hubungan antara pelatih dan peserta”, jelasnya.

Turut hadir pula Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Bogor yang diwakili oleh Asep Komarudin dari Bidang Peningkatan Prestasi Olah Raga Dinas Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Bogor.

Ia bangga, di kawasan Parung terdapat Pondok Pesantren Darul Muttaqien yang sedang berupaya keras memajukan olahraga di wilayah Kabupaten Bogor.

“Jaga sportivitas, kita berdarah-darah di lapangan tapi di luar lapangan, kita adalah atlet yang menjunjung sportivitas dan kemanusiaan,” pungkas Asep.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours