Pengamat Soroti Politikus Kutu Loncat Jelang Pilkada 2024

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Fenomena politisi loak kembali muncul jelang Pilkada Serentak 2024. Bahkan, fenomena tersebut seolah menjadi tren tersendiri para politisi untuk mempertahankan kekuasaan agar bisa terpilih kembali pada periode berikutnya.

Salah satunya adalah calon Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) saat ini, Isran Noor, yang kembali mencalonkan diri pada Pilgub Kaltim 2024.

Menariknya, Isran Noor yang baru sepekan terdaftar sebagai kader Demokrat juga merupakan kader PDIP. Isran Noor merupakan kader PDIP yang dikukuhkan dalam surat edaran PDIP tertanggal 13 Agustus 2024 yang melampirkan daftar nama calon Pimpinan dan Wakil Ketua Daerah kader PDIP pada Pilkada Serentak 2024.

Padahal, sebelumnya, Isran Noor ditahbiskan menjadi kader demokrasi pada Jumat, 9 Agustus 2024, saat mendapat rekomendasi partai berlambang belas kasihan itu dari Ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Direktur Riset dan Program Puspoll Indonesia Chamad Hojin mengapresiasi Isran Noor masuk dalam daftar panjang politisi yang “melonjak” di Indonesia. Padahal, menurut Hojin, ada banyak alasan politisi berpindah partai. Mulai dari perselisihan internal, akibat anjloknya suara partai, hingga ambisi kekuasaan pribadi.

Namun alasan terbesarnya adalah karena alasan pragmatis atau oportunistik. Makanya banyak politisi yang biasanya berpindah partai menjelang pemilu atau Pilkada, kata Hojin, Kamis (15 Agustus 2024).

“Seperti yang dilakukan Isran Noor di Kaltim. Apakah ada yang salah dengan fenomena politisi pelompat kutu? Wajar dan beretika? Dia sudah tidak peduli. Bahkan kritik masyarakat tidak dihiraukan,” ujarnya.

Hojin mengatakan politisi seperti Isran Noor menganggap akrobatik tarian pesta adalah hal yang normal. “Hal ini dilakukan untuk mempertahankan kekuasaannya,” ujarnya.

Bahkan, pergantian kubu itu dilakukan tanpa ada rasa bersalah terhadap partai sebelumnya yang mengharumkan namanya. “Meski integritasnya ternoda, tidak masalah untuk meraih kesuksesan yang lebih tinggi,” jelas Hojin.

“Jadi masyarakat akan langsung beranggapan kalau parpol yang mengusungnya mudah dikhianati, apalagi masyarakat? Mungkin akan lebih mudah mengkhianati kepercayaan masyarakat,” jelasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyambut baik kembalinya Isran Noor ke partai pemegang Bintang Pengasih itu. Hal itu diungkapkan AHY saat pihaknya mengeluarkan rekomendasi untuk mendukung Isran Noor-Hadi Mulyadi maju di Pilgub Kaltim 2024.

Dalam pengumumannya, AHY menyebut Israni kembali ke Partai Demokrat. “Setelah keliling dunia, kami sambut kembali Isran Noor menjadi kader demokrasi,” kata AHY, Kamis (8/8/2024) di kantor DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat.

Namun tak lama kemudian, Isran Noor bangkit kembali dan menjadi kader PDIP. Partai Demokrat dikalahkan untuk kedua kalinya. Seperti diketahui, Isran Noor merupakan Ketua Umum Demokrat Kalimantan Timur. Dia kemudian meninggalkan Demokrat dan bergabung dengan Nasdaq. Ia kemudian mundur dari Nasdem, lalu kembali ke Demokrat dan terjun lagi ke PDIP dalam waktu kurang dari seminggu.

FYI, perpindahan ini bukanlah hal baru di kancah pemilu. Faktanya, gerakan ini sudah menjadi fenomena musiman setiap kali kita menghadapi perhelatan Partai Demokrat lima tahun sekali.

Perlu diketahui, beberapa politisi memutuskan berganti kapal pada pemilu 2024, termasuk Eva Sundari. Ia memutuskan keluar dari PDIP dan pindah ke Partai Nasdem pada pemilu 2024, Dedi Mulyadi. Mantan politikus Golkar itu juga pindah ke Gerindra menjelang pemilu 2024. Ia memutuskan beralih dari PSI ke Nasdem.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours