Penjualan Mobil Listrik Menurun, Bagaimana Masa Depannya di Indonesia?

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Tren kendaraan listrik secara global sedang mengalami penurunan karena sejumlah faktor. Insiden kebakaran baterai secara tiba-tiba juga menjadi masalah besar sehingga membuat konsumen ragu untuk beralih ke mobil listrik.

Meski demikian, Sekretaris Jenderal Persatuan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Tenggono Chuandra Phoa optimistis pertumbuhan kendaraan listrik akan terus tumbuh di Indonesia.

“Jika Anda melihat tingkat penjualan kendaraan listrik, ratusan persen dari tahun ke tahun meningkat cukup tinggi.” Antusiasme pelanggan terhadap mobil listrik sangat tinggi. Kalau kita lihat di Indonesia, karena mobil listrik baru ada dua tahun dan penjualannya cukup bagus, saya yakin akan membaik,” kata Tengono di Jakarta, Rabu (4/9/2024).

Tengono menegaskan, penjualan mobil listrik di Indonesia dalam dua tahun terakhir tumbuh cukup baik. Apalagi banyak merek-merek baru yang masuk dan langsung menarik perhatian calon konsumen.

“Sekarang bersama Periclind, kami mengadakan pameran yang menunjukkan bahwa kami siap. Beberapa merek besar sudah masuk ke Indonesia. VinFast, BID, mereka yang terbesar,” ujarnya.

Tengono memperkirakan stok mobil listrik di Indonesia akan meningkat pada tahun depan. Mengingat masih ada sejumlah merek yang belum mengirimkan perangkatnya ke konsumen, maka akan ada model baru yang akan diluncurkan.

“Mobil listrik ini baru dua tahun ada di Indonesia. Pabrik, sebut saja Wooling, punya kapasitas produksi kendaraan listrik, katakanlah 20 ribu unit per tahun, tidak seberapa. “BID yang impor CBU baru datang, sudah menyerahkan barangnya bulan lalu,” ujarnya.

“Yang lain kapasitasnya tidak besar. Kita butuh industri yang lebih kuat agar ini bisa masuk ke Indonesia, produksi di Indonesia,” ujarnya.

Dalam kesempatan lain, CEO Citroën Indonesia Tan Kim Piauv mengatakan tahun 2024 akan menjadi tahun euforia mobil listrik yang ditandai dengan masuknya banyak merek mobil listrik ke Tanah Air.

Sayangnya, pasar mobil listrik di Indonesia belum matang dan baru terlihat dalam tiga hingga lima tahun ke depan. “Saya lihat di Indonesia pasar mobil listrik belum matang, kita belum melihat transisinya, perubahan mendasarnya, ini masih euforia,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Salah satu indikatornya adalah perilaku konsumen yang cenderung beralih ke merek baru ketika ada produk baru yang dikeluarkan produsen mobil. “Kalau sekarang ada model baru, masyarakat beralih ke model baru, kemungkinan suatu saat model baru akan mulai lagi. Yang baru akan berkembang, tetapi yang lama cenderung ditinggalkan,” ujarnya.

Hal berbeda terjadi di Tiongkok, katanya, dimana pasar mobil listrik sudah mapan. Kerja sama yang sangat baik antara industri dan pihak berwenang membuat pertumbuhan mobil listrik sangat baik di sana. “Pasar mobil listrik sedang berkembang, di China 24 persennya adalah mobil listrik, itu sudah terlihat, tapi di Indonesia belum terbentuk,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours