RI tingkatkan kerja sama internasional untuk capai SDGs lewat HLF MSP

Estimated read time 2 min read

Bali (ANTARA) – Indonesia mendorong lebih banyak kerja sama internasional untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan menjadi tuan rumah High-Level Forum on Multi-Stakeholder Cooperation (HLM MSP) 2024.

“Kami ingin memastikan pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga berkelanjutan, tanpa mengorbankan lingkungan atau kesejahteraan sosial,” kata Deputi Bidang Perekonomian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Amalia Adinggar Widyasanti di Bali, Sabtu.

Dijelaskannya, konferensi tersebut akan menjadi wadah bagi para pemimpin, eksekutif, dan pemangku kepentingan internasional untuk berbagi informasi, pengalaman, dan solusi praktis dalam mempercepat keberhasilan pembangunan dan memperkuat perekonomian negara-negara berkembang.

CDL MSP 2024 merupakan salah satu rencana strategis Indonesia untuk mendorong kesejahteraan global dan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Sebelumnya, khususnya pada periode 2021-2022, Indonesia telah menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti pelatihan, workshop, seminar, dan pertukaran informasi dengan negara-negara di Afrika, Asia Tenggara, dan Pasifik Selatan.

Berbagai kegiatan tersebut tidak hanya mempererat hubungan ekonomi tetapi juga berbagi pengalaman di bidang perencanaan dan pembangunan.

Peran aktif Indonesia dalam program Kerja Sama Selatan-Selatan dan Tripartit yang bertujuan untuk meningkatkan penelitian mengenai kesejahteraan dan perekonomian negara-negara berkembang juga menjadi contoh komitmen Indonesia.

Dalam laporan internasional terbaru mengenai SDGs yang dirilis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Indonesia menunjukkan kemajuan besar. Posisi Indonesia naik dari peringkat 102 pada tahun 2019 menjadi peringkat 75 pada tahun 2023.

Amalia mengatakan, sekitar 63 persen indikator SDGs di Indonesia telah mencapai target, sementara 16 persen indikator lainnya menunjukkan perbaikan yang signifikan.

“Pencapaian ini mengukuhkan posisi Indonesia sebagai salah satu negara maju dalam pencapaian SDGs pada kelompok berpendapatan menengah,” kata Amalia.

Untuk mendukung proyek pembangunan berkelanjutan, Indonesia juga telah mengadopsi metode pembiayaan inovatif seperti crowdfunding.

Salah satu contoh penggunaan dana campuran adalah pengembangan desa wisata di Bali yang mendorong investasi dan membangun infrastruktur tanpa beban APBN atau APBD. Program ini mencakup berbagai sumber pendanaan, termasuk dari sektor swasta, untuk menciptakan solusi keuangan berkelanjutan.

“Metode pembiayaan ini memungkinkan kita menggabungkan sumber daya publik dan swasta, yang tidak hanya mempercepat pembangunan tetapi juga menjamin keberlanjutan jangka panjang,” kata Amalia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours