AS akan mengajukan versi final perjanjian gencatan senjata Jalur Gaza

Estimated read time 2 min read

Moskow (Antara) – Amerika Serikat (AS) berencana memaparkan versi final perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza dalam beberapa minggu mendatang.

Jika tidak tercapai kesepakatan, hal ini bisa berarti berakhirnya peran Amerika Serikat dalam negosiasi antara Israel dan gerakan Palestina Hamas.

The Washington Post melaporkan pada hari Selasa bahwa Amerika Serikat sedang merundingkan perjanjian final “ambil atau tinggalkan” dengan Mesir dan Qatar, mengutip seorang pejabat senior di pemerintahan Presiden Joe Biden yang tidak ingin disebutkan namanya.

Jika tidak ada pihak yang menerimanya, hal ini bisa menjadi sinyal berakhirnya perundingan yang dipimpin AS, lanjut surat kabar tersebut.

“Anda tidak dapat melanjutkan negosiasi. Proses ini harus dihentikan suatu saat nanti,” kata pejabat itu.

Amerika Serikat sedang berupaya mencapai kesepakatan dengan Mesir dan Qatar sebelum militer Israel menemukan mayat enam sandera yang diculik oleh gerakan Palestina Hamas pada bulan Oktober.

Pejabat tinggi tersebut menekankan bahwa penemuan jenazah menambah “urgensi ekstra” pada tahap akhir perundingan antara Israel dan Hamas.

Amerika Serikat juga yakin bahwa enam sandera ditembak di kepala sesaat sebelum mayat mereka ditemukan, kata pejabat itu.

Publikasi tersebut mengutip pejabat senior lainnya yang mengatakan bahwa beberapa sandera yang terbunuh akan dibebaskan pada tahap pertama perundingan.

Publikasi tersebut menyebutkan nama warga negara Amerika Hersh Goldberg-Paulin dan dua wanita Israel di antara mereka.

Seperti yang dikatakan dua pejabat senior pemerintahan Biden kepada surat kabar tersebut, kematian para sandera semakin mempersulit negosiasi penghentian permusuhan.

“Para pejabat AS akan sibuk menelepon selama 48 jam ke depan untuk melihat apakah kesepakatan dapat dicapai,” kata seorang pejabat senior AS yang kedua kepada surat kabar tersebut.

Pada Minggu pagi, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) merilis nama enam sandera yang mayatnya ditemukan di terowongan bawah tanah di daerah kantong Rafah, Palestina selatan.

Di antara mereka adalah Alexander Lobanov, warga negara Rusia berusia 32 tahun, dan Hersh Goldberg-Paulin, warga negara Amerika berusia 23 tahun.

IDF yakin bahwa enam sandera yang mayatnya ditemukan di Jalur Gaza pada Sabtu malam telah dibunuh oleh Hamas beberapa saat sebelumnya.

Hamas sebelumnya mengatakan pihaknya menyalahkan Israel atas kematian tahanan Israel di Jalur Gaza.

Sehari sebelumnya, pada hari Sabtu, Presiden Biden mengumumkan bahwa perunding gencatan senjata Gaza telah mencapai kesepakatan dasar mengenai kemungkinan kesepakatan.

Sumber: Sputnik-OANA

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours