PLN olah sisa PLTU 13 ribu ton di Papua untuk infrastruktur

Estimated read time 2 min read

Jayapura (ANTARA) – PT PLN Unit Kepala Wilayah Papua dan Papua Barat (UIWP2B) berhasil mengolah limbah (limbah) produksi PLTU Holtekamp sebanyak 13 ribu ton untuk dijadikan bahan campuran infrastruktur.

General Manager PT PLN (Persero) wilayah Papua dan Papua Barat Budiono di Jayapura, Minggu, mengatakan 13 ribu ton PLTU atau fly ash dan bottom ash (FABA) merupakan sisa produksi tahun 2023 hingga Mei 2024.

“FABA yang digunakan sebagai bahan baku konstruksi kemudian didaur ulang menjadi bahan baku campuran telah lulus uji analisis dan dinyatakan layak digunakan,” ujarnya.

Menurut Budiono, beberapa pemanfaatan lahan tersebut antara lain Pemantapan dan Pondok Pesantren Papua Madani Jayapura, Gereja GKI Kanaan Koya Barat, Gereja GKI Polimak, Komunitas Kampong Koya Tengah RW 02, Danbekang Kodam XVII Jayapura dan beberapa tempat lainnya.

Sementara itu, Pusat Pembelajaran Universitas Cenderawasih, UMKM Gemilang Koya Barat dan Gereja GBI Koya Barat juga menggunakan FABA yang diolah menjadi paving atau batu bata untuk berbagai infrastruktur konstruksi lainnya, ”ujarnya.

Menurut dia, masyarakat Jayapura sudah mengetahui manfaat FABA dan memanfaatkannya dalam berbagai campuran infrastruktur, hal ini menjadi bukti komitmen PLN dalam mendaur ulang limbah pabrik dan memberikan nilai ekonomis pada limbah tersebut.

“Kami akan bekerja sama dengan semua pihak untuk membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan FABA untuk menghasilkan produk bernilai tinggi. “Hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan kami terhadap prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola yang menciptakan pembangunan ekonomi berkelanjutan,” ujarnya.

Sementara itu, Petrus Bakhtiyar, Kepala Pusat Penelitian Teknik Universitas Csenderavashih, mengatakan sebagai bentuk pengabdiannya kepada Csenderavashih, kurang lebih lima ribu batu bulat digunakan untuk membangun struktur jalan umum di perumahan Puri Vaena Lestari di Jayapura, Vaena. Civitas akademika mulai dari universitas hingga masyarakat.

“Setelah dilakukan penelitian dan uji tekanan, kualitas paver berbahan dasar FABA jauh lebih ringan dan harga lebih murah dibandingkan batu bata biasa,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours