Pacu Kreativitas, Pelajar Diharapkan Gunakan Konten Digital untuk Promosikan Budaya

Estimated read time 2 min read

LAMPUNG UTARA – Identitas seseorang dalam budaya digital tidak jauh berbeda dengan budaya non-digital. Digitalisasi budaya dapat digunakan untuk menyelamatkan aset budaya. Digitalisasi budaya dapat menjadi peluang untuk mewujudkan kreativitas.

“Cara untuk mempromosikan budaya lokal di media sosial salah satunya adalah dengan membuat konten yang menarik,” kata Denny Yudiantoro, pengajar bisnis dan pemasaran Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU) saat webinar pembelajaran digital yang diselenggarakan oleh seorang warga Indonesia. murid. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung di Lampung Utara dalam keterangan resmi, Jumat (23 Agustus 2024).

Dalam diskusi aktual acara pelatihan yang mempertemukan siswa dan guru, Denny mengatakan bahwa setelah membuat konten yang menarik, cerita yang baik harus direncanakan, menghubungkan alur yang berbeda dan disampaikan melalui media.

“Buatlah konten orisinal yang menarik dan unik, buat hashtag di semua jenis media sosial dan promosikan di media sosial,” jelas Denny Yudiantoro dalam diskusi online “Mempromosikan budaya Indonesia melalui konten digital.

Menurut Denny, tips konten sensitif budaya antara lain meneliti budaya lokal, menggunakan aplikasi yang mudah digunakan, berinteraksi dengan penonton, membuat konten SARA, dan menghindari plagiarisme.

“Pemuda mempunyai kewajiban untuk menjaga budaya masyarakat. Salah satunya adalah mengenal seni dan budaya, memperdalam ilmu seni dan budaya, menghindari pengakuan dari negara lain dan memberitahukan kepada seluruh dunia,” pungkas Denny Yudiantoro dalam diskusi yang ditemui. oleh kelompok observasi siswa (nobar) dari sekolahnya.

Beberapa sekolah yang memiliki kelas daring di Kabupaten Lampung Utara dan sekitarnya antara lain: SMAN 1 Bukit Kemuning, UPTD SMPN 1 Raman Utara, SMAN 2 Abung Semuli, SMAN 1 Tanjung Raja, SMP PG Bunga Mayang, SMPN 4 Kotabumi dan SMAN 1 Abung Barat.

Direktur Program Studi Sarjana Kewirausahaan Universitas Sidoarjo Maarif Hasyim Latif M. Adhi Prasnowo mengatakan pemanfaatan teknologi dalam mempromosikan kebudayaan Indonesia dapat berupa video, gambar, audio maupun teks.

“Mari kita selidiki, temukan perbedaan budaya lokalnya. Sebagai produser, harus berangkat dari pemikiran yang tujuannya adalah untuk berbagi dan membantu,” jelas M. Adhi Prasnowo.

Sementara itu, Eko Pamuji, Sekretaris Persatuan Jurnalis Indonesia Jatim, meminta para mahasiswa peserta diskusi dapat menggugah perhatian dan kreativitas dalam melestarikan budaya lokal.

“Buatlah khasanah budaya lokal, tampilkan perspektif kekinian, carilah konten viral, karya orisinal, dan jangan lupakan konsep 5W + 1H,” tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours