Perbedaan Gejala Cacar Monyet dengan Cacar Air dan Campak

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Kasus cacar monyet (Mpox) atau disebut juga cacar monyet di Afrika baru-baru ini ditetapkan sebagai Darurat Kesehatan Global (PHEIC) oleh WHO karena jumlah kasus pada tahun 2024 melebihi jumlah kasus pada tahun 2023.

Hal ini menjadi perhatian khusus bagi Indonesia. Meski jumlah kasusnya belum meningkat secara signifikan, mengenali gejalanya mungkin bisa menjadi salah satu cara mencegah cacar monyet.

Salah satu ciri khas Mpox adalah limfadenopati, atau pembesaran kelenjar getah bening. Namun beberapa gejala penyakit ini seringkali menyerupai cacar air atau campak.

Lantas apa bedanya gejala cacar monyet dengan cacar air atau campak pada umumnya? Menurut keterangan resmi RS Pondok Indah Jakarta, ulasannya sebagai berikut:

Penderita cacar air akan mengalami demam hingga 39 derajat Celcius dan ruam yang muncul 1 hingga 2 hari setelah terinfeksi. Ruam yang terjadi diawali dengan makula, papula, lepuh dan pustula, serta diakhiri dengan pustula dan krusta.

Cacar air ditandai dengan ruam yang terasa gatal. Kematian akibat cacar air jarang terjadi. Sebaliknya, kemungkinan kematian akibat penyakit Mpox adalah 3-6%.

Penderita campak juga mengalami demam dan ruam. Biasanya penderita campak mengalami demam tinggi hingga 40,5 derajat Celcius, dan muncul ruam pada hari kedua hingga keempat. Ruam dimulai di kepala dan bisa menyebar ke tangan dan kaki.

Penyakit campak ditandai dengan munculnya bercak koplik atau bercak putih di sekitar mulut. Risiko kematian akibat campak tergantung pada kondisi masing-masing pasien.

Ruam kulit juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri pada kulit, kudis, sifilis atau alergi obat.

Oleh karena itu, jika Anda mengalami demam atau ruam, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam atau subspesialis penyakit menular tropis untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Cara Mendiagnosis Mpox Secara klinis meliputi diagnosis penyakit cacar Mpox (walaupun sudah diberantas), varicella atau varicella, campak, infeksi bakteri pada kulit, kudis, sifilis dan alergi yang berhubungan dengan obat-obatan tertentu. .

Pembesaran kelenjar getah bening merupakan gejala khas yang membedakan Mpox dengan penyakit sejenis lainnya seperti cacar dan cacar air.

Konfirmasi diagnosis hanya dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium, antara lain pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) pada usap amandel, usap nasofaring, cairan lesi, dan sampel serum.

Jika Anda mencurigai adanya gejala Mpox, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter spesialis penyakit dalam subspesialis penyakit menular tropis. Pasien juga harus segera mencari pertolongan medis jika bersentuhan dengan darah, cairan tubuh, atau lesi pada kulit atau selaput lendir hewan atau manusia yang terinfeksi penyakit tersebut.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours