KAI berikan pengalaman konektivitas transportasi ke rombongan ARCEOs

Estimated read time 3 min read

Bandung (ANTARA) – PT Kereta Api Indonesia (KAI) memberikan keahliannya di bidang konektivitas transportasi tepat waktu pada Pertemuan Kelompok CEO Kereta Api ASEAN (ARCEOs) ke-44 pada Rabu.

Hal ini dilakukan dengan mengajak seluruh CEO perusahaan kereta api ASEAN untuk melakukan perjalanan ke Jakarta dari Stasiun Padalarang hingga Stasiun Halim di Jakarta menggunakan Kereta Api Whoosh Express, dimana para CEO tersebut melakukan penanaman pohon.

Dari Stasiun Halim, CEO dan rombongan perwakilan delapan negara mencoba naik Jabodebek ke LRT Dukuh Atas dengan menggunakan kartu tabung seperti penumpang LRT biasa.

Di Dukuh Atas, rombongan berganti bus listrik Transjakarta untuk melanjutkan perjalanan menuju Stasiun Gambir.

Di Stasiun Gambir, tim yang dipimpin oleh Direktur Utama atau CEO PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo menguji langsung teknologi dalam penerbangan menggunakan sistem pengenalan wajah sebelum melanjutkan perjalanan kembali ke Bandung.

Rombongan melanjutkan perjalanan kembali ke Bandung menggunakan Kereta Makan New Service Center PT KAI seri KLB yang terdiri dari Compartment Suites, Panoramic dan Priority, menuju tujuan selanjutnya yaitu Gunung Tangkuban Parahu.

Vice President Public Relations PT KAI Anne Purba mengatakan, kegiatan hari ini untuk memperkenalkan konektivitas dan ketepatan waktu sebagai sarana pembelajaran bagi negara-negara ASEAN, khususnya dalam hal kereta api berkecepatan tinggi.

“Jadi ini untuk memberikan pengalaman keikutsertaan kemarin. Kami hadirkan bagaimana keterkaitannya, tidak hanya pertumbuhan produknya saja seperti kenaikan Whoosh sebelumnya yang baru pertama kali bisa menjadi markah di Asia Tenggara. negara masing-masing. Hari ini ada beberapa negara yang melakukan tes,” kata Anne dalam acara tersebut.

Dari sisi konektivitas, kata Anne, para peserta pertemuan berkesempatan melihat dan merasakan langsung LRT hingga Dukuh Atas yang merupakan kawasan pengembangan yang fokus pada jalur transportasi yang menghubungkan berbagai jenis transportasi perkotaan, seperti MRT, Stadion. Kereta Api Maskapai, KRL dan TransJakarta. Kemudian.

“Setelah itu kami terus memperkenalkan inovasi-inovasi Balai Yasa KAI seperti kabin, ruang makan, panorama. Maka kami ingin menjelaskan bahwa perkembangan infrastruktur perkeretaapian di Indonesia sangat pesat dalam 10 tahun terakhir, kami para operator membutuhkan untuk memahami pesan ini dengan cepat,” katanya.

Konektivitas dan integrasi antar moda, termasuk kereta api, memberikan pengaruh besar bagi Anne. Dia mencontohkan, dulu di Bandung jumlah kunjungan enam juta orang adalah 1-1,2 juta orang, dan kalau ada Whoosh, sekarang sekitar enam juta orang, bisa memindahkan enam juta orang per semester.

Perpindahan orang ini, kata Anne, juga karena alasan wisata ke wilayah operasional PT KAI, seperti Gunung Tangkuban Parahu di Bandung.

Artinya dampak ekonominya besar, termasuk pada ekologi pariwisata, karena adanya integrasi, integrasi pusat dan antar moda, maka kita terus melakukan inovasi untuk meningkatkan pelayanan dan perhotelan termasuk digitalisasi dengan pengenalan wajah. Tanpa melupakan kelestarian lingkungan, “hal ini harus kita andalkan mulai sekarang dengan target nol emisi tahun 2030-2060,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours